Calon Jamaah Haji dengan Komorbid: Tips Kesehatan yang Tak Boleh Dilewatkan

Rabu, 14 Mei 2025 | 10:04 WIB
Calon Jamaah Haji dengan Komorbid: Tips Kesehatan yang Tak Boleh Dilewatkan
Ilustrasi jamaah haji di Masjidil Haram. (Haythem Gataa/Unsplash)

Suara.com - Ibadah haji merupakan salah satu momen spiritual terbesar bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk bagi para lanjut usia (lansia) dan pasien dengan kondisi medis khusus, atau calon jamaah Haji dengan komorbid

Namun, ibadah haji yang dilakukan di Tanah Suci memerlukan kondisi fisik yang prima, mengingat tantangan fisik dan lingkungan ekstrem yang harus dihadapi selama prosesi. 

Bagi mereka yang memiliki komorbid seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, atau kolesterol tinggi, persiapan kesehatan yang matang menjadi sangat krusial agar ibadah haji tetap berjalan dengan aman dan khusyuk.

Menyadari pentingnya persiapan kesehatan bagi calon jamaah haji dengan komorbid, SMC RS Telogorejo berkomitmen untuk memberikan layanan pendampingan medis menyeluruh.

Hal ini dilakukan melalui edukasi kesehatan, pemeriksaan medis intensif, serta konsultasi pengaturan pengobatan.

Dengan demikian, SMC RS Telogorejo memastikan setiap jamaah haji siap secara fisik dan mental dalam menjalani ibadah dengan aman dan optimal.

Menurut dr. Nur Anna Chalimahdyah, Sp. PD, KEMD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik, dan Diabetes di RS Telogorejo, tahapan pertama dalam persiapan kesehatan haji adalah skrining kesehatan menyeluruh.

Skrining ini meliputi pemeriksaan laboratorium untuk menilai faktor risiko penyakit degeneratif, seperti kadar gula darah, kolesterol, fungsi jantung, dan tekanan darah.

Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah calon jamaah memiliki penyakit kronis yang tidak terdeteksi sebelumnya, karena seringkali penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.

Baca Juga: Rezeki Ruben Onsu: Baru Mualaf Langsung Naik Haji tanpa Antre, Berapa Biayanya?

"Banyak pasien yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit kronis karena tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu, pemeriksaan dini sangat penting agar bisa dikendalikan sebelum keberangkatan," jelas dr. Anna. dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu 14 Mei 2025.

Obat dan Catatan Medis Jangan Sampai Terlupakan

Selain pemeriksaan medis, pengaturan obat juga menjadi bagian penting dari edukasi kesehatan yang diberikan.

SMC RS Telogorejo menyarankan setiap jamaah haji untuk membawa daftar lengkap obat-obatan yang digunakan, lengkap dengan dosis dan aturan pakai.

Hal ini akan memudahkan koordinasi dengan petugas medis selama ibadah haji berlangsung.

"Terkadang pasien membawa banyak obat, namun lupa jadwal atau tidak tahu cara penggunaannya. Dengan mencatat semuanya, baik keluarga maupun petugas medis bisa membantu, terutama jika terjadi kondisi darurat," tambah dr. Anna.

Latihan Fisik Mulai dari Tanah Air

Ibadah haji memerlukan stamina yang prima, karena prosesi seperti tawaf, sa’i, dan berjalan di kawasan Tanah Suci menguras tenaga.

Oleh karena itu, jamaah dianjurkan untuk melakukan latihan fisik secara rutin sejak di Indonesia.

Latihan fisik seperti berjalan kaki atau aktivitas ringan lainnya dapat membantu tubuh beradaptasi dan mengurangi kelelahan saat berada di Mekah dan Madinah.

"Jika tidak kuat, jangan dipaksakan. Di Tanah Suci terdapat alat bantu seperti kursi roda atau skuter. Yang terpenting adalah prioritaskan keselamatan," tegas dr. Anna.

Gizi dan Hidrasi

Musim haji tahun ini diperkirakan akan berlangsung dalam suhu yang sangat panas, bahkan mencapai 50 derajat Celsius.

Karena itu, hidrasi yang cukup dan pola makan seimbang sangat penting untuk menjaga stamina dan kesehatan.

Selain air zam-zam yang biasa dikonsumsi, disarankan untuk meminum air mineral biasa secara teratur dan menghindari makanan tinggi gula atau gorengan, terutama bagi pasien diabetes.

"Penting untuk memegang prinsip 3J: Jadwal, Jenis, dan Jumlah makanan. Hindari godaan untuk mengonsumsi makanan atau minuman manis yang banyak tersedia di sana. Sebagai gantinya, pilihlah buah, sayur, dan karbohidrat kompleks seperti kentang atau jagung yang lebih aman untuk kesehatan," papar dr. Anna.

Sebagai tindakan pencegahan, setiap jamaah haji disarankan untuk membawa tas kecil yang berisi obat-obatan pribadi, suplemen, serta alat kesehatan dasar seperti tensimeter portable atau alat cek gula darah.

Jika terjadi gejala seperti pusing, keringat dingin, sesak napas, atau berkunang-kunang, jamaah diminta untuk segera mencari bantuan medis.

"Obat pribadi sangat membantu, baik untuk diri sendiri maupun membantu sesama jamaah. Jangan tunggu kondisi memburuk. Segera ambil tindakan," pesan dr. Anna.

Vaksinasi Meningitis: Syarat Wajib Menuju Tanah Suci

Vaksinasi meningitis merupakan syarat wajib bagi setiap calon jamaah haji untuk mencegah penularan penyakit di wilayah dengan kepadatan tinggi dan beragamnya orang dari berbagai belahan dunia.

SMC RS Telogorejo menyediakan layanan vaksin meningitis di Klinik Vaksin Rumah Sakit Telogorejo, dengan harga mulai Rp290.000, yang sudah termasuk biaya administrasi. Calon jamaah haji diwajibkan membawa buku paspor asli sebagai persyaratan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI