“Saat tubuh aktif bergerak, jantung akan bekerja lebih efisien sehingga paru-paru dapat menyerap oksigen dengan lebih optimal,” tuturnya dalam konten media sosial.
Lelaki yang akrab disapa dr. Deni Soeroso tersebut menambahkan bahwa aktivitas ini juga mendorong peningkatan VO2 max.
“Dengan peningkatan suplai oksigen, tubuh akan memproduksi lebih banyak mioglobin, zat penting yang membantu otot menyimpan oksigen. Hal ini memperlancar proses pembakaran energi dan mencegah penumpukan asam di otot maupun jaringan paru-paru,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, tubuh yang aktif punya daya tahan lebih baik terhadap gangguan pernapasan.
Dance bahkan kerap digunakan sebagai terapi tambahan untuk menurunkan stres, kecemasan, dan depresi, faktor-faktor yang juga memengaruhi kondisi fisik secara keseluruhan.
Yang menarik, dance bukan aktivitas eksklusif. Siapa saja bisa melakukannya, tanpa perlu keahlian khusus atau alat tertentu.
Cukup pilih lagu favorit, ikut gerakan yang sedang tren di media sosial, dan sisihkan waktu 15 menit saja setiap hari.
Untuk pekerja kantoran atau siapa pun yang jarang olahraga, ini bisa menjadi titik awal menuju gaya hidup lebih aktif.
“Gerakan ringan selama 15 menit setiap hari merupakan investasi kesehatan yang mudah dilakukan. Tidak perlu keluar rumah, cukup bergerak aktif dari dalam rumah. Ini adalah langkah sederhana yang efektif dalam menjaga kesehatan paru-paru,” tutup dr. Deni Soeroso.
Baca Juga: Ikut Trend Joget Bagi THR, Maia Estianty Bantah The Penguin Dance dari Yahudi