Ketika Terapi Prostat Tak Lagi Menakutkan, Rezum Hadir Jadi Solusi Modern Minim Risiko

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 10 Juli 2025 | 20:13 WIB
Ketika Terapi Prostat Tak Lagi Menakutkan, Rezum Hadir Jadi Solusi Modern Minim Risiko
Ilustrasi terapi rezum untuk masalah prostat. (Shutterstock)

Suara.com - Gangguan prostat menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum dialami pria berusia lanjut. Gejala seperti sering buang air kecil di malam hari, pancaran urine melemah, dan perasaan tidak tuntas setelah berkemih kerap dianggap bagian dari proses menua.

Padahal, kondisi ini dikenal sebagai benign prostatic hyperplasia (BPH) dan perlu penanganan medis yang tepat.

Selama ini, sebagian besar pasien dihadapkan pada dua pilihan: mengonsumsi obat dalam jangka panjang atau menjalani operasi yang risikonya tidak kecil. Kini, teknologi bernama terapi rezum menawarkan alternatif baru yang lebih nyaman dan minim efek samping.

Teknologi Uap Panas untuk Mengatasi BPH

Rezum adalah metode medis yang menggunakan energi termal dari uap air panas untuk mengecilkan jaringan prostat yang membesar. Prosedur ini dilakukan tanpa sayatan, sehingga risiko pendarahan jauh lebih kecil dibandingkan operasi konvensional.

“Rezum memiliki risiko lebih minim, tidak ada sayatan, minim pendarahan. Risiko pendarahan sangat minimal,” ujar dr. Ronald Reagan, Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Pada Selasa, 8 Juli 2025, Mitra Keluarga Kelapa Gading resmi memperkenalkan terapi rezum. Peluncuran ini menandai ketersediaan layanan medis yang sebelumnya hanya bisa diakses di negara-negara seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia.

Dr. Ronald menambahkan, hadirnya rezum membuka peluang bagi pasien yang selama ini ragu menjalani tindakan medis akibat ketakutan terhadap efek samping prosedur operasi.

“Kalau pasien itu minum obat jangka panjang, rutin, dan teratur, atau operasi dikerok dengan segala macam risiko, seperti pendarahan dan gangguan fungsi seksual, rezum menawarkan satu layanan sesuatu baru,” katanya.

Baca Juga: Cara Kerja Terapi Rezum untuk Anyang-anyangan pada Lelaki Akibat Pembesaran Kelenjar Prostat

Prosedur Singkat, Pasien Bisa Langsung Beraktivitas

Terapi rezum hanya memerlukan waktu sekitar 10 hingga 15 menit. Pasien tidak perlu rawat inap dan dapat kembali beraktivitas di hari yang sama. Efek dari terapi biasanya mulai terasa dalam beberapa minggu.

Dr. Nugroho Purnomo, Sp.U, Subsp. Onk (K), dokter urologi di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, menjadi pelaksana pertama terapi ini di jaringan rumah sakit tersebut. Menurutnya, rezum bisa menjadi pilihan ideal bagi pasien yang tidak siap menjalani operasi terbuka.

“Dengan rezum, kami punya pilihan baru yang cepat, efektif, dan aman. Pasien bisa langsung kembali bekerja, olahraga, bahkan liburan. Itu nilai tambah yang besar,” jelas dr. Nugroho.

Ia menyebutkan, terapi ini sebelumnya hanya bisa diakses pasien Indonesia di luar negeri. Namun kini, penanganan bisa dilakukan di dalam negeri dengan hasil yang sama efektif.

“Rezum sudah diterapkan di Hong Kong, Singapura, atau Malaysia. Beberapa pasien kami menanyakan rezum. Karena kemarin-kemarin belum ada, pasien pun pergi ke Singapura atau Malaysia,” ujarnya.

Menjangkau Lebih Banyak Pasien

Inovasi terbaru dari perusahaan pengembang rezum, Boston Scientific, memungkinkan terapi ini digunakan untuk pasien dengan ukuran prostat hingga 150 gram. Sebelumnya, rezum hanya direkomendasikan untuk prostat dengan ukuran maksimal 80 gram.

“Terapi rezum, baru rilis kemarin dari Boston Scientific, bahwa pengerjaan terapi sudah bisa untuk besaran prostat up to 150 gram. Ini kabar cukup baik,” tutur dr. Ronald.

Dengan peningkatan kapasitas tersebut, lebih banyak pasien bisa menjadi kandidat terapi rezum, termasuk mereka yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi syarat.

Mendorong Kesadaran Deteksi Dini

Mitra Keluarga juga mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan prostat melalui program edukasi dan paket pemeriksaan yang terjangkau. Tujuannya agar pria yang mengalami gejala awal segera memeriksakan diri sebelum kondisi berkembang lebih parah.

“Kami ingin membentuk kesadaran untuk para pasien. Kalau memang selama ini punya gejala gangguan prostat, bisa lebih sadar untuk memeriksakan diri,” kata dr. Ronald.

Menurut dr. Nugroho, kesadaran terhadap kesehatan prostat masih rendah di Indonesia. Padahal, organ ini memiliki peran penting dalam sistem reproduksi pria dan patut dijaga sejak dini.

“Prostat itu organ reproduksi yang harus dijaga dengan harapan lebih sadar dan mau memeriksakan,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI