Tidak ada bukti medis yang kuat yang menghubungkannya dengan infertilitas jangka panjang.
"Vaksin HPV itu sendiri tidak memengaruhi ovarium, testis, spermatogenesis, ovulasi, atau hormon reproduksi. Vaksin HPV ditujukan untuk mencegah kanker serviks dan tidak memengaruhi kesuburan. Studi ilmiah justru menunjukkan wanita yang divaksin HPV tetap memiliki tingkat kesuburan normal," jelas Andreas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui publikasinya pada Mei 2017 juga menekankan pentingnya mengintegrasikan vaksin HPV ke dalam strategi pencegahan yang komprehensif untuk menekan angka kejadian kanker serviks.
Dengan demikian, merujuk pada laporan TurnBackHoax, dapat disimpulkan bahwa narasi vaksin HPV menyebabkan rahim kering adalah salah dan menyesatkan.
Masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak didukung oleh bukti medis yang valid.