Suara.com - Kesehatan otak sering kali kurang mendapat perhatian, padahal perannya sangat vital bagi kualitas hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia, penyakit degeneratif otak seperti stroke, demensia, Parkinson, dan epilepsi diprediksi akan mengalami lonjakan.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI), Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.S(K), dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PERDOSNI 2025 di Bandung, Jawa Barat baru-baru ini.
“Karena orang Indonesia usianya makin lama makin meningkat, penyakit degeneratif akan booming,” ujar dr. Dodik.
Apalagi, masih banyak kesalahpahaman di masyarakat mengenai penyakit otak, terutama stroke. Dr. Dodik menyoroti beredarnya mitos yang justru berbahaya.
“Banyak mitos yang beredar kalau stroke, jari pasien dicocok-cocok pakai jarum bisa sembuh. Atau kalau stroke pasien dibentak-bentak akan bangun sendiri. Nah, mitos semacam ini harus kita kikis,” tegasnya.
Menurutnya, tindakan yang tepat adalah segera membawa pasien ke rumah sakit agar mendapat penanganan medis secepatnya.
Tips Jaga Kesehatan Otak: Formula 3O1D
Dr. Dodik menyarankan pola hidup sehat dengan formula 3O1D sebagai langkah pencegahan stroke dan gangguan otak lainnya:
- Olah raga: Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari untuk menjaga kebugaran tubuh.
- Olah seni: Menyanyi, merawat tanaman, memelihara burung, atau menekuni hobi yang membuat hati senang.
- Olah sabar: Kendalikan emosi, jangan mudah stres, dan hindari terburu-buru.
- Diet sehat: Kurangi konsumsi makanan berlemak dan berminyak.
“Dengan menerapkan pola hidup ini, mudah-mudahan kita terhindar dari stroke,” ungkap dr. Dodik.
Baca Juga: Jarang Disadari Tapi Vital, Peran Apoteker di Tengah Transformasi Kesehatan
Pentingnya Deteksi Dini Demensia dan Penyakit Otak
PERDOSNI juga telah menyiapkan alat deteksi dini demensia yang kini disebarkan ke Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) di berbagai daerah. Tujuannya agar masyarakat dapat melakukan pemeriksaan mandiri dan mengetahui gejala sejak awal.
“Kalau masyarakat sudah tahu, nanti anggapan usia lanjut pasti pikun akan hilang. Karena tua tidak identik dengan pikun atau stroke. Poinnya adalah hidup harus ditata sejak dini,” jelas dr. Dodik.
Namun, ia mengakui bahwa perhatian terhadap kesehatan otak di Indonesia masih tertinggal. Dahulu Kementerian Kesehatan memiliki Direktorat Intelijensi Otak dan Direktorat Kesehatan Jiwa, namun kini sudah tidak ada.
“Kami ingin mengupayakan supaya ada lagi Direktorat Kesehatan Otak dan Jiwa di Kemenkes, agar penanganan kesehatan otak lebih optimal,” tambahnya.
Peran BPJS Kesehatan dalam Layanan Neurologi