Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 13:50 WIB
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
Ilustrasi (Foto: shutterstock)

Suara.com - Resistensi antimikroba (AMR) kini menjadi ancaman kesehatan global serius. WHO mencatat, sekitar 1,27 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat infeksi bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Di Indonesia, kasusnya terus meningkat, salah satunya karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat jenis, dosis, maupun durasinya. Kondisi ini membuat banyak pasien kehilangan kesempatan sembuh, bahkan mengancam keselamatan mereka di rumah sakit.

Menjawab persoalan tersebut, Innoquest Laboratorium bersama Royal Progress Hospital menggelar Continuing Medical Education (CME) bertema “Behind Every Prescription: The Power of Antimicrobial Stewardship”.

Program ini menekankan pentingnya Antimicrobial Stewardship (AMS), yaitu strategi penggunaan antibiotik yang lebih cerdas, tepat sasaran, dan berbasis hasil diagnostik laboratorium presisi.

Resistensi antimikroba. (photo by Anna Shvets/Pexels)
Resistensi antimikroba. (photo by Anna Shvets/Pexels)

Kolaborasi antara Innoquest Laboratorium, bagian dari Pathology Asia Holdings dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di Asia Tenggara, dan Royal Progress Hospital yang sudah beroperasi sejak 1991 ini bertujuan menghadirkan standar layanan laboratorium internasional di Indonesia.

Chief Operating Officer Innoquest Indonesia, Yosua Gunawan, menegaskan bahwa teknologi diagnostik global yang dibawa Innoquest bukan hanya soal inovasi, tetapi juga menyelamatkan nyawa melalui diagnosis yang lebih akurat.

Sementara itu, Direktur PT Royal Progress, Derice Sumantri menyebut kolaborasi ini sebagai bagian dari komitmen rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien sesuai standar internasional, sekaligus mendukung program nasional Kementerian Kesehatan dalam menanggulangi AMR.

Dalam seminar ini, sejumlah pakar medis seperti Prof. Dr. Rianto Setiadudy (Farmakologi Klinik), Dr. Latre Buntaran (Mikrobiologi Klinik), Prof. Dr. Amir S. Madjid (Intensive Care), dan dr. Adeline Intan Pratiwi Pasaribu (Penyakit Dalam) sepakat bahwa keberhasilan AMS membutuhkan pendekatan multidisiplin. Mulai dari edukasi tenaga medis, kebijakan rumah sakit, pemantauan ketat di ICU, hingga penentuan dosis antibiotik sesuai kondisi pasien.

Dengan rangkaian strategi itu, Royal Progress Hospital bersama Innoquest berharap bisa menjadi pelopor penerapan AMS di Indonesia. Sebab, di balik setiap resep antibiotik yang tepat, tersimpan peluang besar untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Baca Juga: Rahasia Udara Bersih di Tengah Polusi yang Buruk Bagi Kesehatan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?