- Pola cuaca ekstrem menyebabkan peningkatan kasus batuk, pilek, dan demam pada anak karena virus berkembang pesat.
- Penanganan awal demam di rumah meliputi kompres hangat, memastikan kecukupan cairan, dan memberikan istirahat cukup.
- Orang tua wajib segera ke dokter jika demam anak tidak turun dalam dua hingga tiga hari atau disertai gejala berat.
Gunakan pakaian tipis berbahan katun. Hindari menyelimuti terlalu tebal agar panas tidak terperangkap.
4. Istirahat yang cukup
Aktivitas berlebihan bisa membuat suhu tubuh makin naik. Istirahat membantu pemulihan lebih cepat.
5. Berikan obat penurun demam yang tepat
Pilih obat yang memang diformulasikan untuk anak, gunakan sesuai dosis, dan pastikan terdaftar resmi.
Di musim penyakit seperti sekarang, banyak orang tua menyiapkan obat penurun panas sebagai pertolongan pertama di rumah.

Andreas C. Sugihartono, GM Marketing PT Gratia Husada Farma, menegaskan bahwa tren demam pada anak memang meningkat seiring perubahan cuaca.
“Dalam periode cuaca tidak menentu seperti sekarang, kecenderungan demam pada anak memang meningkat. Karena itu, ketersediaan obat yang sesuai sangat penting bagi orang tua. Mutu selalu menjadi perhatian utama kami agar masyarakat dapat menggunakan obat dengan aman,” ujarnya.
Produk seperti Hufagripp Demam dapat menjadi persediaan rutin di rumah selama musim hujan, asalkan digunakan sesuai aturan pakai dan orang tua tetap memantau kondisi anak secara berkala.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Waspada Cuaca Ekstrem
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Segera konsultasikan ke tenaga kesehatan bila anak mengalami:
- Demam tidak turun dalam 48–72 jam
- Kejang
- Muntah berulang
- Sesak atau napas cepat
- Anak tampak sangat lemas atau tidak responsif
Pada akhirnya, kesiapsiagaan orang tua—mulai dari menjaga daya tahan tubuh anak hingga menyediakan obat dasar di rumah—menjadi kunci untuk memastikan si kecil tetap sehat dan terlindungi di cuaca yang tak menentu ini.