Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:39 WIB
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
Ilustrasi Haji dan Umrah
Baca 10 detik
  • Meningitis jadi tantangan utama jemaah haji Indonesia karena kerumunan besar dan banyaknya jemaah lansia berkomorbid.
  • Dokter menegaskan vaksin meningitis konjugat penting karena penyakit ini sangat mematikan dan mudah menular.
  • Kalbe merilis vaksin generasi baru dengan perlindungan lebih lama dan mampu menekan risiko carrier.

Suara.com - Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. Namun di balik kekhusyukan ibadah, ada tantangan kesehatan yang terus berulang bagi jemaah Indonesia: penyakit meningitis atau invasive meningococcal disease (IMD). 

Data Kementerian Agama pada 2025 menunjukkan bahwa lebih dari 22 persen jemaah haji Indonesia termasuk kategori lanjut usia, dengan mayoritas memiliki komorbid. 

Dalam tiga tahun terakhir, jemaah reguler mencapai sekitar 221 ribu orang, sementara jemaah umrah mencapai 3 juta orang per tahun, angka yang membuat risiko penularan penyakit menular semakin tinggi.

Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI), Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR, MARS, AIFO–K, menegaskan bahwa potensi penularan meningokokus invasif meningkat karena berbagai faktor. 

“Potensi penularan penyakit meningokokus invasif dipengaruhi suhu, kelembapan, kontak erat, polusi udara, dan kelelahan fisik. Risiko semakin tinggi karena terdapat jutaan jemaah dari ratusan negara berkumpul di Tanah Suci, termasuk dari wilayah sub-Sahara Afrika yang merupakan meningitis belt,” jelasnya. 

Kalventis Luncurkan Vaksin Meningitis Konjugat  untuk Perlindungan Komprehensif Bagi Jemaah Haji (Dok. Istimewa)
Kalventis Luncurkan Vaksin Meningitis Konjugat untuk Perlindungan Komprehensif Bagi Jemaah Haji (Dok. Istimewa)

Jumlah jemaah yang sangat besar, lebih dari dua juta orang pada musim haji menjadikan lingkungan ibadah sangat rentan terhadap penyebaran penyakit.

Situasi ini semakin memprihatinkan ketika angka kematian jemaah Indonesia tercatat paling tinggi secara global, yakni 447 jemaah pada tahun ini, dengan kelompok usia 60–70 tahun sebagai yang paling rentan. 

“Dari tahun ke tahun, angka kesakitan dan kematian jemaah Indonesia selalu yang tertinggi. Arab Saudi bahkan menegaskan pentingnya istithaah kesehatan. Jangan sampai jemaah tiba dalam kondisi sangat lemah, lalu meninggal karena penyakit komorbid yang terpicu kelelahan,” ungkap dr. Syarief. 

Ia menambahkan bahwa penyakit metabolik dan sirkulasi yang sudah dimiliki banyak jemaah dapat memburuk akibat aktivitas fisik yang berat selama ibadah.

Baca Juga: 7 Penyakit yang Sering Muncul setelah Banjir, Lengkap Cara Pencegahannya

Pentingnya Vaksinasi Meningitis Konjugat untuk Perlindungan Menyeluruh

Di tengah tantangan besar tersebut, vaksinasi meningitis menjadi langkah perlindungan yang wajib dilakukan sebelum keberangkatan. Vaksin meningitis konjugat diwajibkan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi dan harus diberikan paling lambat 10 hari sebelum berangkat. 

“Manfaat vaksinasi meningitis terbukti menekan angka kejadian penyakit meningokokus invasif, terakhir terlihat pada musim haji dan umrah 2001,” ujar dr. Syarief.

Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI, MSc, menjelaskan bahaya IMD yang sering tak disadari. Penyakit ini kata dis disebabkan bakteri Neisseriae meningitidis dan dapat menyebabkan kematian dalam kurang dari 24 jam. 

"Bahkan yang selamat masih bisa mengalami kehilangan pendengaran, kejang, hingga amputasi,” tegasnya. 

Ia menambahkan bahwa bakteri tersebut dapat bertahan berbulan-bulan di nasofaring tanpa gejala, sehingga seseorang bisa menjadi carrier tanpa sadar. Karena itu, risiko penularan meningkat drastis setelah jemaah kembali ke tanah air.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI