"Yang repot kan bahwa kemudian, media meliput, SBY tulis surat kita (PDIP) tertuduh, media tidak meliput, SBY tulis surat, kita dianggap apa," sambungnya.
Adian lantas mengkritisi surat SBY itu yang menurutnya seolah-olah menghakimi, lalu disebut Jansen bahwa kenapa surat itu keluar karena minimnya publikasi persidangan.
Adian bahkan menyarankan agar surat SBY tidak keluar adalah dengan membawa 20 kamera ke sidang MK dengan seluruh media televisi meliput. Ia bahkan sampai menyentil Jansen soal nomor urut dan dapil.
".... Okelah ada kepentingan Jansen untuk nomor urut dan dapil, tapi mujinya jangan berlebihan, gitu loh," ujar Adian.
Jansen pun mencoba memotong, namun Adian terus berbicara.
"Bukan-bukan itu, ini, ini kemudian menjadi pribadi," ujar Jansen.
Namun Adian masih terus berbicara.
"Semoga pujian lo masih betul-betul berpengaruh pada dapil dan nomor urut lo. Jangan sampai memujinya sudah berlebihan, menempatkan SBY sebagai pemicu wacana, pemicu perdebatan, pemicu diskusi, ternyata dapilnya nggak sesuai, nomor urutnya tidak sesuai, kira-kira begitu," tutur Adian.
Ucapan Adian lantas dibalas Jansen, ia mengatakan, bahwa mengubah sistem pemilu bukan keputusan dan kebijakan biasa.
"Karena ini soal nasib, mari kita bahas situasi lebih tenang. Ada konsensu, jangan-jangan persoalannya terkait politik uang, politik representasi di DPR bukan hanya soal terbuka atau tertutup ini, ada problem yang lain," ujar Jansen.