Koalisi Partai Masih Galau, Tunggu Nama Capres di Kantong Megawati

Erick Tanjung Suara.Com
Rabu, 15 Maret 2023 | 21:56 WIB
Koalisi Partai Masih Galau, Tunggu Nama Capres di Kantong Megawati
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Antara/Fikri Yusuf)
Suasana pertemuan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama tim kecil Koalisi Perubahan di markas DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2023). (Ist)
Suasana pertemuan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama tim kecil Koalisi Perubahan di markas DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2023). (Ist)

Diakuinya saat ini, masih menunggu bacapres dari koalisi partai politik lain. Salah satunya, menunggu sikap PDIP. "Ya salah satunya (tunggu capres PDIP)," ucapnya.

Nabil juga mengatakan, hingga saat ini hanya Koalisi Perubahan saja yang dianggap memiliki langkah maju karena sudah mendeklarasikan capresnya. Meski begitu, hal tersebut belum cukup dan masih diperlukan sikap partai politik lain. "Makanya kalau Prabowo, Gerindra semakin yakin akan kontestasi, itu salah satu yang menguntungkan bagi kami juga. Berarti semakin yakin rakyat pemilu," tuturnya.

Menurutnya, sikap politik terutama soal pencapresan PDIP kekinian sangat ditunggu. Meskipun hal itu menjadi ranah PDIP sendiri.

"Apalagi kalau kemudian PDIP juga segera tentukan sikap meskipun itu otonominya PDIP ya, kami juga gak mendesak. Sampai satu jam sebelum pendaftaran kan masih sah saja, apalagi PDIP punya golden tiket," tuturnya.

"Jadi ya terserah dia lah, dia mau kapan pun daftar selama belum lewat masanya. Yang repot kan kami masih kurang, kalau nggak cepat ya nggak kebagian," katanya.

Megawati Pegang Kartu Penting

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menyebut Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memiliki banyak kartu untuk dimainkan menjelang Pilpres 2024 mendatang. PDIP memiliki tiket emas mengusung capres tanpa berkoalisi dengan partai lain. “Bu Mega punya banyak kartu yang bisa dimainkan. Selain itu, PDIP juga bisa mencalonkan presiden sendirian tanpa berkoalisi,” ujar Kunto pada pertengahan Januari lalu.

Kunto berujar, saat ini Megawati tengah menunggu langkah ataupun manuver partai politik lain dalam membuka kartu calon presiden mereka. “Mungkin Megawati sedang biarkan yang lain memperlihatkan kartunya sedikit demi sedikit,” kata Kunto.

Lebih lanjut, Kunto mengatakan bahwa sikap Megawati tersebut membuat PDIP mengeruk keuntungan. Salah satunya adalah membuat koalisi partai lain kebingungan dan menunggu-nunggu PDIP. “PDIP bisa memberikan ketidakpastian politik sehingga bisa bergerak melalui mesin politknya di bawah untuk melakukan konsolidasi,” paparnya.

Baca Juga: CEK FAKTA: Geger Megawati Sesumbar Bakal Masuk Surga Sebab Malaikat Kenal Soekarno, Benarkah?

Menurut Kunto, Megawati yang memiliki kartu penting itu membuat PDIP saat ini bisa santai-santai sambil menonton parpol lain bertengkar dalam mencalonkan capres dan cawapres. “Dengan begitu, PDIP bisa dengan santai membolak balik konfigurasi koalisi yang sudah ada,” ujar Kunto.

Sedangkan pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang mengatakan bahwa saat ini beberapa partai masih memilih diam dan melihat lihat peluang yang paling banyak menguntungkan mereka. Alhasil, peta politik pun saat ini masih belum bergerak.

"Kartu pilpres memang masih di pegang oleh PDIP. Hal ini bukan persoalan karena PDIP sebagai partai yang berkuasa atau menjadi pemenang pemilu, akan tetapi soal figur siapa yang diusung oleh PDIP, Ganjar Pranowo atau Puan Maharani," kata Ahmad Atang beberapa waktu lalu.

Megawati, Puan Maharani dan Prabowo Subianto berdiskusi di Istana Negara di sela-sela acara pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada Rabu (17/11/2021). [Ist]
Megawati, Puan Maharani dan Prabowo Subianto berdiskusi di Istana Negara di sela-sela acara pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada Rabu (17/11/2021). [Ist]

Menurut dia, publik sedang menunggu kejutan yang dibuat PDIP, apakah memilih Ganjar Pranowo karena tingkat penerimaan yang tinggi oleh masyarakat atau memilih Puan Maharani karena kepentingan struktural partai. "Apapun pilihan PDI Perjuangan tentu mempunyai konsekuensi politik. Karena itu siapapun yang dipilih PDIP akan membuat peta politik pilpres akan berubah," terangnya.

Dia mengatakan, jika PDIP memilih Puan Maharani sebagai capres maka sangat mungkin tidak ada partai yang mau berkoalisi dengan PDIP karena tidak ada garansi kemenangan di Pilpres 2024 mendatang. Pada titik ini, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan pecah dan memilih mitra koalisi sendiri. Maka PAN dan PPP bisa merapat ke Nasdem.

Namun sebaliknya, jika PDIP memilih Ganjar Pranowo maka sangat mungkin KIB akan bergabung dengan PDI Perjuangan dengan jaminan calon wakil presiden ditentukan oleh partai mitra koalisi. "Dengan demikian, figur capres dari PDI Perjuangan akan sangat menentukan peta koalisi," katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI