Adalah Romahurmuziy yang kala itu sebagai Ketum PPP memberikan petunjuk bahwa cawapres Jokowi di Pilpres 2019 berawalan huruf M. Dia menyebut sosok tersebut "mewakili warna religiusitas ormas Islam terbesar di Indonesia serta sudah malang melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi".
Nah, fokus publik pun tertuju pada sosok Mahfud MD yang saat itu menjabat sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Bahkan, Mahfud MD sendiri kala itu dengan jelas mengaku telah diminta secara resmi jadi cawapres Jokowi. Ia juga menyatakan alasan kesediaannya dalam mendampingi Jokowi.

"Pertama tentu panggilan sejarah ya, saya kan aktivis juga, pengin juga ada di medan perjuangan. Kedua tentu kepercayaan Pak Jokowi kepada saya, kalau memilih saya tentu kan percaya kepada saya. Ketiga elektabilitas Pak Jokowi untuk menang itu sangat bisa," kata Mahfud kala itu sebagaimana disitat dari DW.
Namun secara dramatis, Jokowi pada akhirnya mengumumkan bahwa cawapres pendampingnya adalah Ma'ruf Amin.
"Saya memutuskan dan telah mendapatkan persetujuan dari Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi saya sebagai calon wakil presiden 2019-2024 adalah Prof. Dr. Ma'ruf Amin," kata Jokowi di Restoran Plataran, Jalan HOS Tjokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2019).
Jauh saat Pilpres 2014, nama Mahfud Md juga kencang masuk bursa cawapres. Kala itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga disebut akan dipilih Jokowi.
Mahfud MD sempat diusung PKB, namun pada akhirnya kandas. PKB tak jadi memberikan tiket kepada Mahfud di Pilpres 2014. Dan pada akhirnya PKB mendukung duet Jokowi-Jusuf Kalla.
Nah di Pilpres 2024, nama Mahfud Md lagi-lagi santer disebut bakal jadi cawapres untuk mendampingi Ganjar Pranowo. Akankah hal itu bisa terwujud, Patut ditunggu pengumuman oleh PDIP yang dijadwalkan pukul 10.00 WIB nanti.
Baca Juga: Riwayat Mahfud MD di Bursa Cawapres: Kena PHP Jokowi, Fix Dampingi Ganjar?