Sementara pada bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, Prabowo ingin melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sebelumnya telah dibuat saat kepemimpinan Jokowi.
Prabowo menilai program kartu-kartu sakti yang digagas Jokowi saat kampanye Pilpres 2014 dan 2019 perlu dilanjutkan. Ia juga menambahkan bahwa menurutnya program tersebut telah berjalan dengan baik hingga saat ini.
"Kesehatan, farmasi kita akan lanjutkan program-programnya Pak Jokowi diantaranya kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar. Semuanya kita teruskan dan akan ditambahkan lagi. Untuk apa kita rubah, sekalian kita tambah dan kita perbaiki," kata Prabowo.
Selain itu, sepuluh fokus kebijakan menuju Indonesia emas yang dimaksud yaitu ketahanan pangan; ketahanan energi; pendidikan, sains, dan teknologi; pertahanan; industrialisasi; reformasi politik, hukum, dan birokrasi; ketahanan air; pengentasan kemiskinan, kesehatan dan farmasi; dan transformasi keuangan negara.
Prabowo Pernah Meledek Program Kartu Sakti Jokowi
Namun, hal tersebut tentu berbanding terbalik dengan pernyataan Prabowo saat menjadi lawan Jokowi di Pilpres 2019. Saat itu Prabowo adalah lawan Jokowi dalam Pemilu 2019.
Prabowo mengungkapkan bahwa tidak perlu terlalu banyak kartu. Hanya cukup satu kartu yang memiliki banyak fungsi.
"Cukup satu kartu untuk banyak fungsi. Tidak perlu banyak, intinya teknologi yang berfungsi untuk kesejahteraan rakyat. Kalau tidak buat apa? Boros, kurang bermanfaat," ungkap Prabowo dalam debat Pilpres di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Sebagai tambahan informasi, saat ini Prabowo diusung oleh beberapa partai yakni Partai Gerindra, Golkar, PAN, PBB, dan Partai Gelora. Mereka tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan menggaet anak Jokowi, Gibran Rakabuming menjadi cawapres.
Baca Juga: Lagi Hectic Kampanye Bareng Prabowo, Gibran Mendadak Nangis di Twitter Ngidam Ini
Sementara pasangan capres-cawapres dari kubu PDIP, Ganjar-Mahfud dideklarasikan pada Rabu (18/10/2023). Sehari kemudian, keduanya mendaftarkan diri ke KPU.