Dia pun mempertanyakan tentang pelabelan politik identitas itu sendiri. “Kalau orang tidak punya identitas juga bagaimana. Politisi, ulama, dokter, dan yang punya profesi-profesi lainnya kan sebagai identitas mereka. Dalam perspektif ini identitas tertinggi adalah bhinneka tunggal ika untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak perlu lagi kita terbawa situasi untuk digiring kepada seolah-olah politik identitas tertentu. Jangan karena tidak laku, barang lama hendak dikeluarkan lagi,” tandasnya.
Gus Maksum meminta semua pihak tidak perlu membuat keruh situasi yang sudah baik ini. “Berpikir positif saja. Kita harus punya pikiran dan hati yang bersih untuk memilih calon yang punya integritas teruji. Jangan banyak menggoreng-goreng, karena terlalu banyak makan gorengan itu tidak baik untuk kesehatan,” pungkas Gus Maksum.