Suara.com - Partai Gerindra dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tercatat mengalami kenaikan elektabilitas yang siginifikan, sedangkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjukan tren menurun.
Kesimpulan tersebut tergambar dari hasil survei yang dilakukan Nusantara Strategic Network (NSN) pada Desember 2023.
"PDI Perjuangan turun ke peringkat kedua, tersalip oleh Gerindra yang bersama PSI mengalami penaikan elektabilitas yang cukup signifikan," kata Direktur Program NSN Huslidar Riandi, Senin (1/1/2024).
NSN mencatat, elektabilitas Gerindra mencapai titik tertinggi pada Desember 2023 yakni pada 18,8 persen, sedangkan PDIP turun menjadi 16,3 persen.
Prosentase tersebut jauh berbeda dibandingkan pada Oktober, yakni 17,5 persen untuk PDIP dan 15,4 persen diraih Gerindra. Kemudian pada November, PDIP turun tipis menjadi 17,2 persen dan Gerindra naik 17,6 persen.
Sementara untuk PSI, pada Oktober tercatat 4,2 persen kemudian naik di November menjadi 5,4 persen dan pada Desember naik menjadi 6,1 persen.
Huslidar mengemukakan bergesernya suara PDIP dipengaruhi sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2024.
Dukungan Jokowi terhadap Prabowo dinilai memberikan insentif elektoral bagi Gerindra, dan sebaliknya menurunkan elektabilitas PDI Perjuangan.
"Terjadi migrasi pemilih Jokowi dengan kecenderungan untuk mengalihkan suaranya kepada Gerindra sehingga elektabilitasnya naik signifikan," kata Riandi.
Baca Juga: Bila Pilpres Digelar Saat Ini, Prabowo-Gibran Menang Melenggang ke Istana
Buah manis efek ekor jas pada Pilpres 2024 tak hanya dirasakan Gerindra, tetapi juga PSI.