Senjata Makan Tuan? Penggunaan Terminologi Bisa jadi Bumerang buat Gibran

Senin, 22 Januari 2024 | 13:09 WIB
Senjata Makan Tuan? Penggunaan Terminologi Bisa jadi Bumerang buat Gibran
Senjata Makan Tuan? Penggunaan Terminologi Bisa jadi Bumerang buat Gibran. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Aditya mengatakan pendekatan yang disampaikam keduanya adalah bagaimana ada banyak kondisi dan situasi yang tidak adil bagi para petani, kelompok masyarakat adat akibat eksploitasi sumber daya alam yang ada. Di antara keduanya juga turut menyoroti tentang persoalan banyaknya mafia yang andil dalam memperumit persoalan hukum lingkungan dan lainnya.

Tangkapan layar Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Gibran Raka saat debat cawapres yang digelar di JCC, Minggu (21/01/2024) (YouTube/KPU RI)
Tangkapan layar Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, Gibran Raka saat debat cawapres yang digelar di JCC, Minggu (21/01/2024) (YouTube/KPU RI)

"Sehingga pendekatan kebijakan yang mereka tawarkan dalam kerangka people oriented dan partisipatif agar dapat mengatasi berbagai masalah yang selama ini terus berulang, terutama yang bersinggungan dengan kebijakan. Bahkan opsi untuk membereskan birokrasi dan pembenahan terhadap aparat penegak hukum yang main mata dalam penyalahgunaan dan eksploitasi SDA juga disampaikan oleh Prof Mahfud sebagai salah satu strategi yang ingin dilakukan," tutur Aditya.

Sementara itu, menurut dosen Ilmu Politik FiSIP Universitas Indonesia ini, perspektif Gibran justru sebaliknya.

Aditya mengatakan Gibran lebih banyak menekankan bagaimana kebijakan yang telah ada untuk dilanjutkan dan membuka ruang yang luas bagi upaya pengembangan bisnis dan perluasan usaha di sektor energi dan lingkungan hidup (green economy).

Ia berujar pendekatan yang disampaikan oleh Gibran memiliki perspektif yang jelas untuk para pengusaha dan memberikan optimisme untuk munculnya green jobs di masa depan.

"Perspektif ini yang lebih pro pengusaha tentu bertolak belakang dengan apa yang disampaikan oleh paslon 01 dan 03 yang menekankan pembangunan yang adil bagi semua pihak dan tidak ada yang tertinggal. Ini lah poin penting secara substantif dalam perdebatan yang ada kemarin," kata Aditya.

Ketiga Cawapres saling berpelukan usai debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Mnggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Ketiga Cawapres saling berpelukan usai debat Capres-Cawapres keempat di JCC Senayan, Jakarta, Mnggu (21/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Iming-iming 19 Juta Lapangan Kerja

Sebelumya, Gibran bicara soal peluang terciptanya 19 juta lapangan pekerja. Syaratnya, keberlanjutan terhadap agenda hilirisasi.

Hal itu disampaikan Gibran dalam paparan visi - misi saat debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Walhi Kritik Debat Cawapres Kemarin: Masalah Pulau Kecil dan Pesisir Dilupakan

"Bapak, ibu yang saya hormati, teman-teman sesama anak muda, jika agenda hilirisasi, pemerataan pembangunan, transisi menuju energi hijau, ekonomi kreatif, UMKM bisa kita kawal, insyaallah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan untuk generasi muda dan kaum perempuan," kata Gibran, Minggu (21/1/2024).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI