Kembali saya tekankan, berbagai ucapan selamat itu tidak mungkin sembarang dikeluarkan. Pasti sudah ada verifikasi, konfirmasi, informasi A1, dan berbagai uji validitas sebelum ucapan diberikan. Ada peran lembaga intelijen tiap negara untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya. Apalagi setahu saya, setiap kali Indonesia menggelar pemilu, banyak negara counterpart mengirimkan petugas intelijennya untuk ikut memantau.
Hingga hari ini, ucapan selamat ke Prabowo Subianto sudah datang dari sejumlah negara tetangga, Eropa, hingga Amerika Serikat. Ada yang menelpon secara langsung, ada yang melalui media sosial, ada pula yang mengutus duta besarnya untuk bertemu langsung.
Dari kawasan tetangga ada Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe. Dari Eropa ada Perdana Menteri Republik Ceko Petr Fiala, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. Dari Amerika Serikat, ucapan selamat juga sudah disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Matthew Miller.
Dalam hubungan internasional, ucapan selamat oleh suatu negara tidak sama dengan ucapan selamat dalam hubungan sehari-hari yang kerap kali hanya bersifat normatif. Dalam hubungan internasional, sebuah ucapan selamat apalagi yang menyangkut hasil pemilu, hanya menegaskan bahwa yang bersangkutan telah diakui kemenangannya.
Mirip seperti pengakuan kemerdekaan, ucapan selamat dari berbagai pemimpin dunia itu merupakan pengakuan mereka bahwa Prabowo Subianto telah terpilih sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia.
Ucapan selamat itu, menurut saya sebenarnya juga dapat diliihat sebagai buah dari kiprah diplomasi pertahanan Prabowo selama menjadi Menteri Pertahanan (Menhan). Secara meyakinkan dapat dikatakan bahwa Prabowo telah berhasil membangun hubungan dan komunikasi internasional yang baik.
Kunjungannya ke berbagai negara di Asia, Eropa, hingga Amerika bukan hanya sekadar untuk membahas rencana belanja alutsista, melainkan juga untuk membangun pertemanan internasional yang hangat. Tak mengherankan jika kini, negara-negara tersebut kemudian mengaku siap untuk membangun kerja sama dengan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Dengan kata lain, ucapan selamat yang terus mengalir untuk Prabowo, sesungguhnya merupakan bantahan tegas atas narasi-narasi buruk yang menyebut seolah-olah dunia internasional tidak menerima kemenangan Prabowo-Gibran. Apalagi, sambutan dunia terhadap Prabowo tidak hanya terlihat dari ucapan selamat berbagai negara, melainkan juga dari pandangan positif pengamat luar negeri.
Profesor Hubungan Internasional dan Politik Komparatif Universitas Sydney, Justin Hastings misalnya, mengatakan Australia akan cepat bekerja sama dengan Prabowo karena kebijakan luar negerinya akan mengikuti kontur kebijakan pemerintah sebelumnya, yakni pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Gerak-gerik Asing Guyur Rp4 Triliun ke Saham RI Usai Prabowo Unggul Real Count KPU
Hastings juga menegaskan bahwa Prabowo akan menjadi Presiden pro-Indonesia, Presiden yang tidak condong atau anti dengan Amerika Serikat, Australia ataupun Tiongkok. Dengan Prabowo yang tidak begitu kritis terhadap AUKUS jika dibandingkan pemimpin Asia Tenggara lainnya, Hastings melihat prospek kesepakatan pertahanan Australia dan Indonesia akan lebih positif di bawah Prabowo.
Ekonomi Dunia Menyambut Prabowo
Selain ucapan selamat, hangatnya sambutan terhadap kemenangan Prabowo-Gibran juga terlihat jelas dari pasar ekonomi. Pasar keuangan Indonesia dan Wall Street merespons positif hasil Pilpres 2024 yang dimenangkan sekali putaran.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat. IHSG pada penutupan perdagangan pada Kamis (15/2/2024) ditutup di posisi 7.303,28. Indeks menguat 93,5 poin atau 1,30 persen.
Penguatan IHSG terjadi seiring dengan melesatnya saham bank big cap. Empat bank buku-IV dengan kapitalisasi pasar terbesar di IHSG kompak menguat. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melonjak 2,08 persen, Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 2,49 persen, Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terapresiasi 2,13 persen, dan Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 1,29 persen.
Salah satu saham yang kenaikannya menjadi sorotan adalah PT PP (Persero) Tbk (PTPP), sebagai salah satu BUMN karya yang terimbas positif dengan kuatnya suara Prabowo-Gibran, baik di quick count maupun real count KPU.