Politisi Partai demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akhirnya muncul di hadapan masyarakat setelah lama tidak terdengar namanya sejak hari pencoblosan Pemilu 2024.
Ahok muncul dalam channel YouTube Merry Riana untuk membahas tentang perkembangan politik terkini di Tanah Air. Salah satu yang dibahas adalah terkait dengan bersatunya Ahok dan Anies Baswedan dalam Pilgub DKI 2024.
Ahok sendiri kemudian mengaku tidak tahu bahwa ia akan bersatu dengan Anies, tetapi ia menegaskan tidak ada cerita dirinya akan bersatu dengan capres nomor urut 1 tersebut.
Ahok menyebut, pada saat kalah di Pilgub DKI 2017, ia langsung memberi ucapan selamat kepada Anies Baswedan. Karena baginya Anies menang atas izin Tuhan.
Namun, yang menjadikan Ahok enggan bersatu dengan Anies yaitu pada saat Anies berpidato saat dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ahok menganggap pidato Anies pada saat itu memecah belah bangsa.
Ahok menyebut bahwa ia merupakan orang Indonesia asli berdasarkan ketentuan dari Undang-Undang. Oleh karenanya bagi Ahok, Anies bukanlah seorang negarawan.
Lantas, seperti apakah beda pendidikan dan pengalaman Ahok vs Anies? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Pendidikan dan Pengalaman Ahok
Ahok diketahui pernah bersekolah di SDN 3 Gantung dan SMPN 1 Gantung yang ada di kawasan Belitung Timur. Setelah lulus, ia kemudian melanjutkan jenjang sekolah menengah atasnya di ibukota dengan menjadi siswa SMA III PSKD Jakarta.
Baca Juga: Minta Heru Budi Gratiskan Sekolah Swasta, DPRD DKI Usul KJP Dihapus
Kemudian, ia mengambil program S1 Teknik Geologi di Universitas Trisakti dan berhasil lulus pada 1990. Berselang empat tahun, Ahok kemudian berhasil menyelesaikan pendidikan S2 Manajemen Keuangan dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Setelah menjadi seorang sarjana, Ahok lebih dulu mendirikan perusahaan bernama CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan untuk PT Timah. Bisnisnya ini hanya bertahan dua tahun karena ia memilih untuk melanjutkan kuliah S2.
Setelah lulus S2, ia sempat bekerja di PT Simaxindo Primadya, Jakarta yang bergerak di bidang kontraktor listrik. Kemudian, ia kembali ke Belitung Timur untuk mendirikan pabrik dengan nama PT Nurindra Ekapersada.
Namun, perusahaannya tersebut ditutup karena dianggap melawan wewenang pejabat. Ia pun kemudian berpindah haluan, Ahok mulai menjamah ranah politik dengan menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur untuk periode 2004-2009.
Lalu, ia dan Khairul Effendi terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur untuk periode 2005-2010. Kemudian, Ahok berhasil menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mendampingi Jokowi. Ia kemudian ditunjuk untuk menjadi Plt Gubernur DKI.
Hal tersebut karena Jokowi sendiri maju dalam Pilpres 2014. Ahok kemudian kembali mencalonkan diri dan didampingi oleh Djarot Saiful Hidayat. Namun ia kalah dari Anies - Sandiaga Uno yang terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.