Suara.com - Presiden terpilih Prabowo Subianto diprediksi tidak bakal menyapu bersih seluruh partai politik non-pendukung untuk bergabung di koalisi pemerintahan mendatang.
Bakal ada dua partai yang setidaknya akan memilih jalan berada di luar pemerintahan, yakni PKS dan PDI Perjuangan.
Baca Juga:
Jejak PKB di Pilpres: Dulu Mendadak ke Koalisi Perubahan, Kini Gabung Lagi dengan Prabowo?
Sementara NasDem, PKB, dan PPP bakal diboyong masuk memperkuat pemerintahan Prabowo bersama wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Prediksi itu disampaikan Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting, Aditya Perdana melalui analisisnya terkait perkembangan koalisi pemerintahan mendatang.
"Dugaan sementara tentu orang berspekulasi di tiga partai yang akan segera bergabung, yaitu PKB, NasDem dan PPP. Sementara PDIP dan PKS mungkin sedang mempertimbangkan berada di luar pemerintahan," kata Aditya melalui keterangannya dikutip Jumat (26/4/2024).
Prabowo-Gibran yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) mau tidak mau memang harus memperkuat dukungan di parlemen. Mengingat kekuatan partai-partai pengusung masih kurang dari 50 persen.
Baca Juga:
Baca Juga: Nyayur! Prabowo Disebut Bakal Untung Banyak jika Tarik PKB ke Kabinet, Apa Saja?
Nyayur! Prabowo Disebut Bakal Untung Banyak jika Tarik PKB ke Kabinet, Apa Saja?
Aditya memperkirakan tiga partai yang bakal merapat untuk menyokong kekuatan di Senayan yang masih kurang. Ketiga partai, yakni PKB, NasDem, dan PPP.
"Kenapa tiga partai PKB Nasdem dan PPP? Tentu ketiga partai ini belum memiliki tradisi yang kuat untuk berada di luar kekuasaan paska Reformasi. Sehingga argumen partai-partai ini akan terus berada di lingkaran pemerintahan semakin menguatkan tradisi yang dimaksud," tutur Aditya.
Sedangkan PKS diprediksi tetap melanjutkan posisinya berada di luar pemerintahan. Ke depan PKS tidak sendirian, melainkan ada PDIP yang diduga bakal ikut berada di luar pemerintahan Prabowo-Gibran.
Menurut Aditya, PDIP dan PKS tentu berkebalikan dengan NasDem, PKB, dan PPP. Kedua partai punya pengalaman sebagai partai di luar pemerintahan
"Dan tentu tidak punya masalah bila pilihan ini diambil. Namun, kita tidak tahu nanti dalam perkembangan apakah dua partai ini akan juga mempertimbangkan masuk dalam pemerintahan," kata Aditya.