"Berapa uang yang diminta?” tanya Arief lagi.
“(OPM) yang pertama kami sudah kasih Rp150 juta, kemudian (OPM kedua) yang kami kasih sekitar Rp25 juta,” tutur Otniel.
Otniel menyampaikan, uang tebusan tersebut diperoleh dari urunan berbagai pihak, termasuk caleg.
Dirinya tak menampik akan tingginya kerawanan di daerah Intan Jaya.
"Memang kalau saya jelaskan, Kabupaten Intan Jaya itu memang mengerikan sekali medannya. Saya waktu itu dicegat dan ditangkap dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore,” jelasnya.
Baca Juga:
Kelompok Kriminal Bersenjata Kembali Lakukan Penyerangan, Pesawat Smart Air Jadi Sasaran
Mendengar pernyataan Otniel, Arief menilai pengunduran pemungutan suara di Intan Jaya masih masuk akal.
“Jadi, memang suasananya tidak aman, ya, jadi pengundurannya masih bisa diterima akal sehat dan logis dapat persetujuan semua pihak untuk diundur, dan itu diundurnya negosiasi baru bisa pada tanggal 23 Februari,” terang Arief.
“Secara garis besar begitu,” kata Otniel.