Sebelum dilakukan revitalisasi TIM oleh Jakpro, para seniman mendapatkan ruang. Bahkan untuk latihan mereka tidak perlu membayar, namun kondisi ini berbeda setelah proses revitalisasi dilakukn.
“Jadi gini loh dulu kita latihan gratis, sekarang latihan aja bayar, dulu kita mau baca puisi di bawah pohon boleh, sekarang Satpol PP datang, misalnya seperti itu. Harus dikasih floor, kasih area yang memang bebas berekspresi,” katanya.
Bang Doel yakin, dirinya bisa menemukan titik tengah antara pengelola TIM saat ini dengan para seniman yang membutuhkan ruang.
“Harusnya bisa, mustinya ini lebih cepat lagi karena suasana lebih hebat kan, krna cuma memang hilang nuasa lamanya itu aja,” tambahnya.