Suara.com - Satu lagi jurus maut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, sukses menggetarkan crossborder. Setelah ampuh menggaet wisman di Entikong, Aruk, Sanggau, Skouw dan Atambua, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pun ikut disusupi musik.
Trie Utami, yang tampil hingga menjelang Sabtu (27/10/2018) tengah malam juga ikut sukses membuat Mahakam Ulu dipenuhi lautan manusia.
“Musik itu universal, dan kebetulan, Trie Utami punya basis fans besar di wilayah perbatasan Kalimantan. Dia kami gandeng untuk menghibur masyarakat dan membantu menguatkan akses, atraksi dan amenitas di Mahakam Ulu,” ujarnya, Sabtu (27/10/2018).

Lelaki yang sukses membawa Kemenpar sebagai kementerian nomor 1 se-Asia Pasifik itu memang sudah sering membuktikan keampuhan musik di wilayah perbatasan. Di Atambua, Kemenpar sukses mendatangkan ribuan wisman Timor Leste setelah memboyong mantan vokalis band Cokelat, Kikan serta Slank.
Papua juga ikutan ‘bergoyang’ setelah Kemenpar memboyong Steven Jam, sementara di Aruk, Kalimantan Barat, lautan manusia ‘tumpah’ di wilayah perbatasan setelah Kemenpar mendatangkan Linda Moy. Sanggau juga sama.
Lapangan Kompleks Sabang Merah, yang berkapasitas 15 ribu orang penuh sesak didatangi warga Kuching, Serawak, Malaysia, setelah Kemenpar mendatangkan Siti Badriah.
Pada festival lainnya di Batam, hasilnya juga sama. Saat peryaan Hari Ibu di Singapura pada 2016, Hetty Koes Endang yang diboyong Kemenpar dan sukses mendatangkan 635 warga Singapura ke Batam.
Ratusan warga sampai rela menyewa dua kapal feri dan 20 bus hanya untuk menyaksikan pertunjukan musik pelantun lagu Tak Ingin Sendiri itu. Dan kemarin malam, giliran Mahakam Ulu yang disentuh lewat Trie Utami.
Ribuan orang menyemut di Lapangan Lapangan Ujoh Bilang. Tua-muda, laki-laki dan perempuan, semua kompak menyerbu Mahakam Ulu.
Baca Juga: Festival Hudoq 2018 Mahulu, Trie Utami Siap Sajikan Jazz
“Untuk menciptakan crowd memang perlu bahasa universal. Musik adalah salah satu jawabannya. Kekuatan musik sangat dahsyat. Apalagi yang datang adalah musisi jazz papan atas Indonesia,” ujar Arief.
Hal itu ikut diamini Plt Deputi Plt Deputi Pengembangan Pemasaran I Pariwisata Kemenpar, Ni Wayan Giri Adnyani. Saat didampingi Asisten Deputi Regional II Kemenpar, Sumarni, Giri menjelaskan, dipilihnya warna musik jazz merupakan hasil analisa dan survei yang sangat matang.

“Mahakam Ulu punya dua keuntungan. Pertama, dampak langsung (direct impact), menarik wisatawan hadir di Mahakam Ulu. Kedua, dampak tidak langsung, yaitu memberikan nilai berita lebih bagi media yang memberitakan musisi-musisi jazz saat tampil di Mahakam Ulu,” terangnya.
“Musik juga bahasa universal yang efektif untuk menyampaikan pesan, termasuk mentransfer pesan budaya dan promosi pariwisata Mahakam Ulu,” timpal, Sumarni.
Kebetulan, tamu yang diundang cukup punya nama. Trie Utami.
Namanya cukup populer dan disegani di Indonesia sampai saat ini. Ia memenangkan berbegai event, mulai dari Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors, hingga menjadi bagian grup band Krakatau, semua pernah dilakoni Trie.