Hingga abad ke-19, metode ini banyak diadopsi sebagai metode komunikasi antarkapal. Akhirnya, dari inilah penggunaan bendera semaphore mulai diterapkan.
Untuk komunikasi antarkapal, anggota militer tidak lagi menggunakan kayu super besar, melainkan menggunakan alat yang lebih sederhana, yaitu bendera
Ketika Perang Dunia I terjadi, semaphore masih sering digunakan meskipun teknologi telepon dan radio sudah ditemukan.
Alasannya adalah karena komunikasi melalui telepon atau radio memiliki kemungkinan untuk disadap oleh musuh, sedangkan semaphore tidak.
Selain itu, metode ini juga lebih sederhana dan dapat digunakan dalam kondisi susah sinyal. Karena itulah, semaphore masih banyak digunakan untuk kondisi darurat.
Bendera semaphore
Bendera semaphore memiliki bentuk persegi dengan ukuran 45 x 45 centimeter. Sedangkan panjang tongkat untuk memasang bendera semaphore adalah 55 centimeter.
Bendera semaphore umumnya berwarna merah dan kuning. Warna merah dan kuning digunakan karena kedua warna ini cerah dan kontras, sehingga dapat dilihat dengan jelas dari jarak yang jauh sekalipun.
Pada dua ujung bendera, terdapat tali untuk mengikat bendera pada tongkat kayu.

Gerakan semaphore
Gerakan semaphore terdiri dari 30 formasi yang masing-masing melambangkan huruf, angka, atau isyarat tertentu.
Baca Juga: Mengenal Robert Baden-Powell, Bapak Pramuka Sedunia yang Aktif di Militer
Cara cepat belajar gerakan semaphore adalah dengan mengetahui prinsip arah putaran jarum jam. Gerakan semaphore secara perlahan bergeser sesuai arah putaran jarum jam jika dilihat dari sisi penerima pesan.
Cara mudah menghafalkan gerakan semaphore adalah dengan membayangkan sebagai pengirim pesan adalah sebuah jarum jam yang bergerak mengikuti arah putaran jarum jam.