Suara.com - Jauh sebelum menjami pimpinan di PT Rinjani Royal Cosmetindo dan CV Sigerindo Jaya Media, Hilwan Aprisardi atau yang akrab disapa Ade Hilwan melewati kehidupan yang berliku dan tidak mudah.
Lelaki yang lahir di Kampung Geres, Lombok Timur, ini harus tumbuh tanpa sang ibu di sampingnya. Kala itu, sang ibu terpaksa meninggalkannya yang baru berusia 1 tahun demi mencari nafkah.
Sementara ayahnya pergi meninggalkan ibunya sejak Ade berada dalam kandungan, hingga saat ini tak diketahui keberadaanya.
Sejak saat ditinggal ibunya, Ade Hilwan dirawat oleh dua bibi yang sudah dianggap sebagai ibunya sendiri. Meski sejak lahir bernasib kurang mujur, ada keberuntungan di sekitar Ade di mana ia dirawat oleh dua orang bibi yang mengedepankan prinsip sekolah nomor satu.

"Saya harus tetap sekolah bagaimanapun caranya. Entah dengan hutang, dan yang paling menyedihkan harus menjual satu-satunya tanah warisan dari almarhumah nenek. Saya juga mendapat dukungan dari almarhum paman yang saya panggil Bapak. Dengan gaji kecil sebagai PNS ia membiayai sekolah saya,"katanya dalam keterangannya, Sein, (4/10/2021).
Bahkan, ia kini erngiang kata almarhum Buhari beberapa hari sebelum meninggal. Beliau menitip pesan ke ibu saya: Sekolahkan anak ini, kelak dialah yang akan mengangkat keluarga kita," imbuhnya.
Ketika sekolah di SMAN 1 Selong, terpaksa Ade Hilwan harus tinggal terpisah dengan keluarganya mengingat jarak daerah dan sekolahnya begitu jauh, membuatnya harus tinggal di kos seorang diri.
Suatu ketika saat ia pulang kampung, Ade mendapati ibunya kembali dari perantauan. Ia merasakan kebahagiaan luar biasa ketika memeluk ibunya yang bahkan wajahnya hampir ia lupakan.
Saat ibunya kembali, laki-laki bernama lengkap Hilwan Aprisardi itu merasa hidupnya sudah lengkap. Sebab, ia kini memiliki ayah baru yang selalu menjaga ibunya dan berharap terus bertanggung jawab pada ibunya.
Baca Juga: Cerita Sukses Panda Lovely, Dirintis dari Anak Tukang Becak
Singkat cerita, pada tahun 2010 Ade Hilwan mulai meneruskan pendidikan di bangku kuliah dengan mengejar beasiswa di Universitas Mataram. Meski sudah mendapatkan beasiswa, ia tetap harus kuliah sambil bekerja yang mengakibatkan dirinya menyelesaikan kuliah selama 6 tahun.
Selama kuliah, Ade Hilwan memuaskan rasa penasaran tentang bagaimana cara mencari uang lewat internet. Ia banyak menghabiskan waktu dan rela memakai uang jajan untuk terus menggali rasa penasarannya.
Ketika sudah menemukan caranya, lantas ia meminta ibunya untuk dibelikan laptop. Ia sendiri tak menyangka rupanya ibunya menyanggupi membelikan laptop, padahal ia tahu ibunya tak memiliki uang untuk membeli barang itu.
"Saya minta dibelikan laptop saat semester 4 kuliah. Tentu ibu saya kaget, tapi yang sangat luar biasa dari ibu saya adalah rasa pengertian. Saya dibelikan laptop tanpa saya tahu uangnya dari mana. Belakangan saya tahu uang itu hasil pinjam dari rentenir. Menyedihkan," tuturnya.
laki-laki berusia 29 tahun itu tak mau menyia-nyiakan pengorbanan sang ibu. Lantas dengan laptop itu, Ade Hilwan memulai mencari cuan di PTC, Bitcoin hingga menjadi publisher aplikasi Android. Sebagai seorang yang memiliki sifat royal dan loyal, Ade Hilman tak lupa berbagi rezeki pada teman-teman kosan yang senasib sepenanggungan.
Kepada teman-temannya, Ade Hilwan membagikan pengalamannya mendapatkan penghasilan dari internet. Akhirnya mereka memanfaatkan setiap website yang bisa menghasilkan uang sekecil apapun.