Uang kertas yang ditempel di pohon tersebut merupakan sumbangan masyarakat penduduk asli maupun perantau dari beberapa jorong atau dusun yang berhasil dikumpulkan oleh pengurus.
Perayaan Maulid Nabi ini setiap tahunnya digelar secara bergantian di beberapa kecamatan.
Uang yang terkumpul bisa mencapai puluhan juta rupiah lalu disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah.
Oleh karena itu, tidak perlu heran melihat betapa megahnya rumah ibadah di daerah Padang Pariaman. Karena masjid dan mushala di sana dibangun dari hasil sumbangan masyarakat yang tinggal di Padang Pariaman.
4. Bakayaik
Di Tanah Datar, perayaan Maulid Nabi pun tak kalah meriahnya dari Padang Pariaman. Berpusat di Jorong Pariangan, Nagari Pariangan juga ikut melakukan perayaan Maulid Nabi yang memiliki unsur agama dan budaya.
Perayaan Maulid Nabi dimulai dengan penyembelihan sapi dan kambing pada pagi hari. Jumlah sapi dan kambing bisa dua ekor sapi dan delapan ekor kambing atau lebih.
Beberapa orang alim atau orang siak membacakan sholawat dengan gendang khas putus sambung seperti sedang membacakan sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw., sekitar pukul 09.00 pagi.
Kemudian acara disambung dengan kaum ibu yang mengantarkan makanan ringan dengan talam yang ditutup tudung atau dalamak.
Baca Juga: Tolangga 10 Meter Meriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW di Gorontalo
Selanjutnya, acara berlanjut pada prosesi basirabuik, yaitu memperebutkan talam yang berjejer di dalam masjid yang dilakukan oleh ratusan anak-anak remaja.
Setelah sholat Dzuhur, acara disambung dengan pembacaan doa dan bakayaik sampai selesai barulah membagikan nasi bungkus yang berisi gulai.