Karena sosial media banyak jenis dan tujuannya, Yuditia lebih menyarankan untuk fokus 'memoles' akun yang berhubungan dengannya keahlian, fokus dan minat yang dimiliki. Sehingga tidak perlu punya semua media sosial jika ditujukan untuk bisnis.
"Jadi tergantung orang juga, balik lagi ke orangnya. Itu kan buat eksplor, jadi kalau buat saya nggak apa-apa punya semuanya, cuma mana yang cocok aja, korelasinya mana yang bisa menguntungkan buat dia," katanya.
"Kalau anak desain, mungkin yang suka bikin motion grafis TikTok sama Instagram, yang suka nulis jangan-jangan di Facebook yang bisa panjang, jadi lagi-lagi sesuai kebutuhan," lanjut Yuditia.
5. Perhatikan Caption
Banyak orang dibuat bingung cara membuat caption, hasilnya malah pilih membiarkannnya tidak terisi atau hanya menggunakan emoji maupun kalimat candaan. Padahal menurut Yuditia caption sangat penting sebagai iklan dengan copy writing.
"Sesuaikan apa yang mau disampaikan di campign tersebut sesuai campign sehingga agar jangkaunnya bisa tercapai. Lalu yang terakhir harus ada investasi sedikit, kita lakukan social ads. Jujur aja Instagram, Facebook dan lain-lain itu kalau kita nggak beriklan nggak dapet jangkauannya, karena mereka membuatnya seperti itu," tutup Yuditia.
Adapun kegiatan BINTER CALLING rutin ini digelar untuk mengundang mahasiswa, tenaga pendidik, hingga masyarakat umum. Ditujukqn agar semakin banyak orang mengetahui efek media sosial dan cara menggunakannya untuk berkomunikasi dengan lebih efektif.
“Media sosial sudah ada di mana-mana dan digunakan banyak orang. Semua orang punya peran masing-masing untuk menciptakan budaya digital yang lebih baik, salah satunya dimulai dengan awareness dulu. Saya rasa ini sejalan dengan napas BINUS untuk empowering community,” tutur Dian Ayuria Sarwono, S.Pd., M.A. selaku Head of Program Communications BINUS International.
Baca Juga: 4 Drama Korea yang Angkat Isu Kehidupan Palsu Para Influencer Terkenal!