Masalah perubahan iklim ini jadi perhatian generasi muda hal itu pun sesuai dengan survei. Pada 2021 survei indikator menyatakan lebih dari 70% responden mengkhawatirkan isu perbuhaan iklim.
Menurut laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), pada Februari tahun 2022 telah memberi peringatan keras kepada umat manusia akan dampak pemanasan global yang semakin nyata dan waktu untuk mencegahnya semakin sempit.
Laporan itu disusun badan ilmuwan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada rentang tahun 2030-2045, peningkatan suhu Bumi berpotensi melampaui 1,5 derajat celcius atau batas yang tidak aman lagi bagi manusia.
Jika 8 tahun ke depan tidak ada langkah serius untuk menghentikan laju pemanasan global, maka prediksi kenaikan suhu Bumi akan semakin cepat. Dampaknya, dunia akan mengalami krisis pangan, banjir besar, kekeringan, kebakaran, hutan, kematian massal, hingga kepunahan spesies besar.
Beberapa negara pun sudah menerapkan teknologi di sektor hulu migas ini. Berikut beberapa proyek CCS/CCUS di sejumlah negara.
1. Amerika Serikat
CCS telah beroperasi sejak tahun 1972 di AS, di mana beberapa pabrik gas alam di Texas telah menangkap dan menyimpan lebih dari 200 juta ton CO 2 di bawah tanah.
Proyek pertama bernama Terrel Natural Gas Plant yang mulai beroperasi di tahun 1972 dengan daya tampung karbondioksida (CO2) mencapai 0,5 juta ton per tahun. Sementara itu, proyek kedua bernama Shute Creek Plant Gas yang beroperasi di tahun 1986 dengan kapasitas penampungan CO2 mencapai 0,7 juta ton per tahun.
2. Kanada
Baca Juga: Senyum Sinis Mahfud MD Saat Debat Diungkap Pakar Mikroekspresi, Begini Analisanya
CCS pertama diterapkan di Kanada bernama Quest Oil dan Gas Field yang mulai beroperasi pada tahun 2015. Pada proyek itu bisa menampung CO2 mencapai 1 juta ton per tahun. Lalu ada proyek CCS kedua yang bernama Alberta Carbon Trunk Line yang mulai beroperasi dan mampu menampung mencapai 0,6-1 juta ton CO2 per tahun.