Suara.com - Belakangan ini istilah 'Erotomania' sedang ramai di media sosial. Mengutip Healthline, erotomania adalah kondisi kesehatan mental langka yang terjadi ketika seseorang sangat yakin ada orang lain yang sangat mencintai mereka. Orang lain itu bisa saja selebriti, orang kaya, atau orang dengan posisi sosial yang tinggi.
Kondisi tersebut juga dikenal dengan sindrom De Clérambault, sesuai dengan nama seorang ahli yang mendeskripsikan sindrom itu pada 1885 yakni G.G. De Clérambault.
Ia menemukan delusi ini biasanya terjadi pada perempuan muda yang berpikir ada seorang pria yang sedang jatuh cinta padanya. Orang itu lalu mengembangkan proses delusi yang rumit tentang pria, cinta pria itu hanya untuk dirinya, mengejar-ngejarnya, dan tidak mampu melepaskan diri dari obsesi tersebut.
Meski demikian, tak jarang pria juga bisa mengalami kondisi ini. Erotomania biasanya dapat bertahan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan dan dapat berulang dengan orang yang berbeda sebagai khayalan.
Menurut Journal of the National Medical Association, ada juga literatur yang menyebutkan seseorang dapat mempertahankan sindrom ini selama lebih dari 25 tahun.
Apakah penyakit mental delusi ini berbahaya? Beirkut ulasan mengenai gejala dan bahayanya.
Gejala dan Bahaya dari Erotomania
Dalam studi kasus berjudul “De Clérambault's syndrome: diagnostic and therapeutic challenge“ di jurnal Revista de Psiquiatria do Rio Grande do Sul (2007), tim peneliti pimpinan Thais de Moraes Sampaio menjabarkannya sebagai berikut.
Pengidap erotomania biasanya dapat menjelaskan sinyal-sinyal asmara yang dianggap dikirimkan oleh pujaan hatinya secara detail. Mulai dari ekspresi wajah, percakapan, atau gestur.
Baca Juga: Jangan Asal, BRI Ingatkan Nasabah Bijak Berbagi Data Diri di Media Sosial
Tak hanya itu, ia bahkan mengira sang objek cinta sengaja mengirimkan pesan asmara lewat telepati kepadanya.
Selain itu, gejala paling jelas dari sang pengidap adalah perilaku mengintil atau mengintai orang yang ditaksirnya.
Ia cenderung bersikeras mempertahankan keyakinannya meskipun objek cintanya sudah berupaya menolaknya. Alih-alih menerima kenyataan, pengidap erotomania justru menginterpretasikan penolakan ini sebagai kamuflase dari rasa cinta yang terpendam.
Bukan cuma itu, ia juga sering membeberkan kisah-kisah fiktif atau membanggakan diri setiap kali berkontak dengan objek cintanya, padahal belum tentu ada rasa spesial bagi dirinya.
Contoh Kasus Erotomania
Erotomania ini pun pernah terjadi dalam kasus pengintilan penyanyi Madonna oleh Robert Hoskins pada 1995.