Suara.com - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kini mengambil langkah mengejutkan dengan menarik seluruh uangnya dari Bank Syariah Indonesia (BSI).
Otomatis, Muhammadiyah tak lagi menjadi nasabah BSI dan harus mencari pendaan dari sumber lain.
Tetapi jauh sebelum Muhammadiyah tarik uang dari BSI, mereka sudah lebih dahulu memiliki sumber pendanaan yang beragam.
Adapun gurita bisnis Muhammadiyah mencakup berbagai lini dari pendidikan, kesehatan, hingga produk kebutuhan sehari-hari.
Lantas, seperti apa sumber pendanaan Muhammadiyah dari sektor bisnis dan usaha?
Pendidikan
Muhammadiyah memperoleh pendanaan untuk menghidupi organisasi melalui Amal Usaha Muhammadiyah atau AUM.
Salah satu AUM organisasi Muhammadiyah yang terbilang besar, yakni di sektor pendidikan. Muhammadiyah telah mendirikan ribuan sekolah berbasis Muhammadiyah di penjuru Tanah Air.
Berdasarkan data yang disajikan oleh Pusat Data Muhammadiyah, setidaknya ada 2.766 SD/MI Muhammadiyah, 1.826 SMP/MTs Muhammadiyah, 1.407 SMA/SMK/MA Muhammadiyah, hingga 173 Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar luas di Indonesia.
Baca Juga: Daftar Ormas Keagamaan Tolak Kelola Bisnis Tambang
Kesehatan
Muhammadiyah juga bergerak di bidang kesehatan melalui berbagai rumah sakit yang dibangun di berbagai daerah.
Beberapa di antaranya ada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Rumah Sakit Muhammadiyah, sebagian Rumah Sakit Islam, dan Rumah Sakit 'Aisyiyah.
Badan organisasi yang mengurus seluruh rumah sakit Muhammadiyah yakni Majelis Pembina Kesehatan Umat (MPKU).
Tak hanya rumah sakit, Muhammadiyah juga mendirikan 154 apotek, 248 klinik kesehatan, dan 122 balai pengobatan.
AmbulansMu yang kerap berlalu-lalang di jalanan untuk menjemput pasien ternyata juga dikelola oleh Muhammadiyah sebagai bentuk AUM di bidang kesehatan.