Beda Pendidikan Tompi vs Atta Halilintar: Bak Langit Bumi, Kini Lagi Panas Prahara Rumah Rp 150 Miliar

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 09 Juli 2024 | 15:15 WIB
Beda Pendidikan Tompi vs Atta Halilintar: Bak Langit Bumi, Kini Lagi Panas Prahara Rumah Rp 150 Miliar
Kolase Dr. Tompi dan Atta Halilintar (Instagram/dr_tompi/attahalilintar)

Bukan tanpa sebab, Atta dan adik-adiknya di keluarga Gen Halilintar memang menjalani homeschooling sejak kecil. Ini karena kesibukan kedua orang tua mereka, Halilintar Anofial dan Geni Faruk, yang kerap membawa anak-anaknya berkeliling ke luar negeri.

Alhasil, Atta dan adik-adiknya harus menjalani pendidikan jarak jauh atau homeschooling. Termasuk harus mengejar wajib belajar 12 tahun melalui Paket A, Paket B, dan Paket C.

Atta sempat menceritaka bahwa ia pernah bersekolah SD di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Sayang, pendidikan SD di Negeri Jiran tidak selesai karena keluarganya pindah dari Kuala Lumpur ke Jakarta.

Prahara Rumah Rp150 Miliar, Tompi Dipanggil Petugas Pajak

Atta Halilintar berkunjung ke rumah Tompi. (YouTube)
Atta Halilintar berkunjung ke rumah Tompi. (YouTube)

Tompi sendiri mengaku langsung memprotes kekeliruan informasi harga rumahnya kepada tim Atta. Namun, tim Atta malah pede menyebut bahwa nominal itu sengaja dipakai untuk menarik perhatian penonton. 

"Ini adalah salah satu bentuk kebodohan yang diciptakan oleh konten kreator. Jadi saya pernah marah banget sama timnya Atta (Halilintar) tuh karena mereka nulis di YouTube channelnya mereka, rumah saya seharga Rp 150 milliar malah bukan Rp 100 milliar," ujar Tompi dalam acara Tompi Punya Mimpi, Minggu (7/7/2024).

"Terus saya nanya ke mereka (tim Atta), 'Lo dapat angka tersebut (harga rumah Rp150 miliar) dari mana? Emangnya gue ngomong (harganya segitu)?' Mereka jawab, 'Nggak sih mas, biar seru aja'. Gila nggak tuh?" lanjut Tompi.

Kejengkelan Tompi kepada tim Atta pun tak sampai di situ. Ia sampai harus mengklarifikasi hartanya saat didatangi oleh petugas pajak gegara konten Grebek Rumah.

"Lalu saya dipanggil sama petugas pajak. Dipanggil, dipanggil, terus. Waktu saya ketemu sama petugas pajak, saya bilang, 'Pak, harusnya yang kalian panggil itu yang nulis (harga rumah)', iya kan? Ini malah jadi ngerepotin gue nih," ucap Tompi.

Baca Juga: Pendidikan Mentereng 2 Kakak Xaviera Putri Peserta CoC, Satu Keluarga Pintar Semua!

Dalam kesempatan ini, Tompi menilai content creator seharusnya bisa selektif dalam membuat konten. Tujuannya tentu agar konten yang dihasilkan tidak merugikan orang lain.

Kontributor : Dea Nabila

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI