Siapa yang Membentuk Rabithah Alawiyah? Pencatat Jejak Sejarah Hadhrami Ba'alawi di Indonesia

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 14 September 2024 | 07:51 WIB
Siapa yang Membentuk Rabithah Alawiyah? Pencatat Jejak Sejarah Hadhrami Ba'alawi di Indonesia
Rabithah Alawiyah (tangkapan layar)

Rabithah Alawiyah merupakan sebuah organisasi Islam di Indonesia yang fokus pada gerakan sosial. Perkumpulan ini terbentuk dari kalangan eksklusif masyarakat Hadhrami, khususnya keluarga Ba'alawi, yang memiliki sejarah panjang dalam dunia Islam.

Pada awalnya, organisasi ini diberi nama "perkoempoelan Arrabitatoel-Alawijah", dan resmi didirikan setelah proses pengajuan pengesahan pada 8 Maret 1928. Permohonan tersebut diajukan kepada G.R. Erdbrink, seorang pejabat tinggi Hindia Belanda kala itu. Berdasarkan sumber dari situs resmi Rabithah Alawiyah, surat tersebut ditandatangani oleh Sayid Muhamad bin Abdulrahman bin Syahab selaku ketua, dan Sayid Achmad bin Abdullah Assagaf sebagai sekretaris.

Setelah menerima surat permohonan tersebut, pada 27 Desember 1928, G.R. Erdbrink akhirnya mengakui organisasi ini secara resmi sebagai perkumpulan yang sah di mata hukum. Dengan demikian, Rabithah Alawiyah telah memiliki dasar hukum yang kuat untuk melaksanakan misinya.

Beberapa sumber mencatat bahwa pendiri Rabithah Alawiyah adalah Habib Alwi bin Thahir Al-Haddad. Salah satu inisiatif penting yang diambil pada saat pendirian adalah melakukan pendataan terhadap Alawiyyin yang berada di Indonesia. Pendataan ini menjadi langkah awal untuk mempererat hubungan antaranggota komunitas dan menjaga kesinambungan keturunan.

Sesuai dengan anggaran dasar atau (Statuten)yang disusun saat itu, tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk memajukan komunitas Arab Hadrami secara fisik dan spiritual. Selain itu, mereka juga berupaya memperkuat ikatan persaudaraan, terutama di antara para sayyid dan masyarakat Arab Hadrami lainnya.

Rabithah Alawiyah juga berperan dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk mendidik anak yatim, membantu para janda, memberikan bantuan kepada kaum fakir miskin, serta melindungi keturunan sayyid dan segala hal yang berkaitan dengan warisan mereka. Selain itu, organisasi ini memiliki tujuan untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam, bahasa Arab, serta berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Upaya untuk menjaga hubungan dengan tanah asal Hadramaut dan penduduknya juga menjadi salah satu fokus organisasi ini, demi tercapainya keamanan dan kesejahteraan bersama.

Rabithah Alawiyah mengklaim bahwa anggotanya merupakan keturunan Alawiyyin yang memiliki garis nasab langsung hingga kepada Rasulullah saw. melalui Sayyidatuna Fathimah Azzahra dan Imam Ali Almurtadha.

Hingga kini, Rabithah Alawiyah telah berkembang dan memiliki cabang di berbagai wilayah di Indonesia. Mereka memiliki Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tersebar di provinsi-provinsi seperti Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Selatan.

Tidak hanya itu, perwakilan mereka juga hadir di Lampung, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, hingga Sulawesi. Bahkan, Rabithah Alawiyah juga memiliki cabang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Maluku, menjadikan organisasi ini salah satu perkumpulan yang aktif secara nasional.

Baca Juga: Denny Darko Curiga Rocky Gerung Sebenarnya 'Orangnya' Jokowi: Kayak Batman dan Joker

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI