Suara.com - Child Grooming adalah modus eksploitasi anak yang sangat berbahaya dan kompleks. Tindakan ini membangun hubungan dan kepercayaan dengan anak-anak atau remaja, serta sering kali melibatkan keluarganya, dengan tujuan untuk mengeksploitasi mereka, baik secara emosional, fisik, maupun seksual.
Tahapan-tahapan yang umum dilakukan oleh pelaku child grooming adalah:
1. Pemilihan Korban: Pelaku memilih anak yang rentan dan mudah dipengaruhi.
2. Mendapatkan Akses Korban: Pelaku mendapatkan akses korban melalui berbagai cara, seperti bertemu langsung, daring melalui internet, atau di dalam organisasi.
3. Membangun Kepercayaan: Pelaku membangun kepercayaan korban dan keluarganya dengan cara-cara seperti memberikan nasihat, hadiah, atau perhatian yang besar.
4. Mulai Melakukan Percakapan Seksual: Pelaku mulai melakukan percakapan seksual yang tidak pantas dengan korban.
5. Kontak Fisik: Pelaku meminta korban untuk melakukan kontak fisik yang tidak pantas.
6. Meminta Korban Menjaga Rahasia; Pelaku meminta korban untuk menjaga rahasia dari tindakan mereka.
Dampak Psikologis pada Korban
Child Grooming tidak hanya berisiko mengeksploitasi korban secara seksual, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis jangka panjang.
Korban sering kali mengalami trauma, gangguan kecemasan, depresi, dan kesulitan menjalin hubungan sehat di masa depan.
Tanda-Tanda Anak Menjadi Korban Grooming
Anak yang menjadi korban grooming mungkin menunjukkan beberapa tanda, seperti:
- Perubahan Perilaku: Tiba-tiba menjadi lebih tertutup, menghabiskan lebih banyak waktu sendirian, atau menghindari interaksi sosial.
- Rahasia: Menerima hadiah atau pesan dari seseorang yang tidak diketahui oleh keluarga.