Rekam jejak Emil Salim di pemerintah memang tergolong cukup apik. Bahkan, dia sempat beberapa kali dipercaya masuk kabinet di era Presiden Soeharto, salah satunya sebagai Menteri Negara untuk Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara pada tahun 1971.
Lalu pada 1978, diangkat menjadi Menteri Perhubungan. Sempat juga menjadi Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup pada 1983.
Banyaknya pengalaman tersebut membuatnya diangkat menjadi guru besar Guru Besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1983. Pada 1999, Emil Salim didapuk menjadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional.
Nama Emil Salim tidak hanya terkenal di dalam negeri. Dia juga beberapa kali dipercaya masuk dalam beberapa organisasi internasional, salah satunya dengan menjadi anggota Komisi Brundtland, sebuah komisi internasional yang dibentuk oleh PBB.
Emil juga memprakarsai Program lingkungan hidup di The ASEAN Environmental Program III. Dia merumuskan target, program, dan rencana aksi yang harus dikerjakan negara anggota Asean selama lima tahun sejak 1988.
Atas kontribusi ini, Emil Salim pun diganjar sejumlah penghargaan. Dia terpilih memenangi Zayed Prize di Dubai International Convention Centre dalam kategori Aksi yang Menghasilkan Dampak Positif bagi Masyarakat.
Dia juga mendapatkan penghargaan dari Yayasan Asahi Glass Jepang dalam kategori Blue Planet Prize atas kontribusinya di bidang lingkungan. Organisasi konservasi World Wide Fund (WWF) juga menganugeragkan penghargaan The Leader for the Living Planet Award atas dedikasi terhadap lingkungan hidup di Indonesia dan dunia.