Suara.com - Bulan Ramadan kerap dimanfaatkan untuk diet menurunkan berat badan. Namun sayangnya, justru banyak orang malah mengeluhkan berat badan naik saat puasa Ramadan, kira-kira apa ya sebabnya?
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK mengatakan puasa Ramadan jadi momen terbaik untuk menurunkan berat badan. Ini karena jendela makan orang yang berpuasa lebih pendek dan serupa dengan pola diet intermittent fasting alias IF.
"Itu sebenarnya kalau pasien-pasien lagi puasa, ini kan sebenarnya kayak tipe intermittent. Justru kalau menurut saya, selama saya nge-dietin pasien, justru momen puasanya adalah the best moment kalau kita mau nurunin berat badan," ujar dr. Mulianah dalam acara peluncuran produk Dailymeal Porang Cassava di Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025).

Meski momennya sudah tepat untuk ibadah puasa sekaligus hidup lebih sehat dan menurunkan berat badan, tetap saja kata dr. Mulianah berat badan seseorang bisa naik drastis saat bulan Ramadan karena beberapa kesalahan sebagai berikut:
1. Lewatkan sahur atau makan seadanya
Jika mengira melewatkan waktu sahur bisa bantu penurunan berat badan, ternyata anggapan itu salah besar. Ini karena melewatkan waktu makan, atau sahur hanya menyantap makan seadanya tidak kaya nutrisi hanya akan memicu rasa lapar berlebih saat buka puasa.
"Banyak faktor (berat badan naik saat Ramadan). Salah satu yang paling sering saya lihat ya, suka ngelewatin sahur. Sahurnya kayak seadanya gitu, kayak cuman sekedar seadanya aja. Biasanya sahur cuman makan roti selesai, mi instan, yang simpel-simpel," ujar dr. Mulianah.
2. Buka puasa balas dendam tinggi gula
Dokter yang pernah membimbing Komika Rigen Kelana untuk menurunkan berat badan ini mengatakan, setelah menahan lapar dan harus cukup lama banyak yang balas dendam langsung menyantap makanan sebanyak banyaknya.
Baca Juga: Kapan Kita Membaca Niat Berpuasa Ramadhan? Jangan Sampai Salah! Begini Waktu yang Tepat!
"Jadi artinya ketika nanti dia puasa tuh 14 jam gitu ya, gula darahnya turun, badannya juga butuh laparnya lebih tinggi, buka puasanya kayak balas dendam," jelas dr. Mulianah.
3. Asal kenyang saat makan malam
Dokter yang juga konten kreator soal nutrisi itu menegaskan tidak apa jika saat buka puasa langsung menyantap makanan berat. Namun kata dr. Mulianah dalam makanan tersebut utamakan serat, protein dan karbohidrat secukupnya.
Termasuk ia tak masalah jika pejuag diet ingin mengonsumsi karbohidrat seperti nasi beras merah, nasi jagung (corn rice), nasi singkong (cassava rice), hingga nasi porang cassava alias nasi porang dengan campuran singkong seperti Dailymeal Porang Cassava.
"Campuran cassava (singkong) pada nasi porang ini ditujukan sebagai pengikat. Jadi di komposisi ada 41 persen porang, singkong 28 persen, tepung beras dan air," papar VP Marketing PT HDN, Amar Ramdani.
dr. Mulianah menyarankan untuk sekali makan menyantap 2 protein, dan serat atau sayur harus lebih banyak dari karbohidrat agar kenyang lebih lama.