Fakta Hajar Aswad Diungkap Ilmuan, Benarkah Berasal dari Surga?

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 19 Maret 2025 | 22:10 WIB
Fakta Hajar Aswad Diungkap Ilmuan, Benarkah Berasal dari Surga?
Hajar Aswad, batu suci di Mekkah. [Dok. Antara]

Meski teori meteorit menjadi yang paling kuat, beberapa ilmuwan masih meragukan hipotesis ini. Mereka menyoroti bahwa meteorit umumnya tidak dapat mengapung, sulit pecah menjadi fragmen kecil, dan tidak mudah mengalami erosi.

Meski demikian, para ahli sepakat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan asal-usul Hajar Aswad secara lebih akurat.

Sejarah Hajar Aswad

Hajar Aswad konon berasal dari surga dan pertama kali dibawa oleh Nabi Ismail AS atas perintah Nabi Ibrahim AS saat membangun Kakbah.

Awalnya, Hajar Aswad berwarna putih bersih dan bercahaya. Namun, seiring waktu, batu ini berubah menjadi hitam karena dosa manusia. Keistimewaannya menjadikan batu ini sangat dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.

Dalam kitab Qishas Al-Anbiya, disebutkan bahwa Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun Kakbah sebagai tempat ibadah bagi umat Islam, sebagaimana tertulis dalam Surah Ali Imran ayat 96-97.

Saat pembangunan hampir selesai, Nabi Ibrahim mendapati ada satu ruang kosong yang perlu diisi dengan sesuatu yang istimewa.

Nabi Ibrahim kemudian meminta putranya, Nabi Ismail, untuk mencari batu terbaik guna melengkapi bangunan suci tersebut. Dalam pencariannya, Ismail bertemu dengan Malaikat Jibril yang memberinya batu hitam yang diyakini berasal dari surga.

Dengan penuh sukacita, Ismail membawa Hajar Aswad kepada ayahnya. Nabi Ibrahim pun menerima batu tersebut, menciumnya berkali-kali, dan bertanya dari mana batu itu diperoleh.

Ismail menjawab bahwa batu itu diberikan oleh makhluk yang tidak akan menyusahkan keturunan mereka. Hingga kini, mencium Hajar Aswad menjadi tradisi yang dilakukan umat Islam saat melaksanakan tawaf di Kakbah.

Keunikan Hajar Aswad

Diyakini bahwa batu suci ini awalnya berwarna putih dan memiliki sinar yang terang, menyinari Jazirah Arab. Namun, warnanya berubah menjadi hitam karena menyerap dosa-dosa manusia.

Meskipun demikian, Hajar Aswad tetap memiliki aroma khas yang wangi alami sejak awal keberadaannya.

Batu ini ditempatkan di sudut Kakbah agar mudah dijangkau oleh jemaah yang ingin menciumnya.

Nabi Muhammad SAW sendiri selalu mencium Hajar Aswad setiap kali melakukan tawaf, menjadikannya sunnah bagi umat Islam.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI