Suara.com - Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, di usia 88 tahun.
Beliau tutup usia setelah menjalani perawatan intensif selama 38 hari di Rumah Sakit Gemelli, Roma, akibat pneumonia bilateral atau infeksi paru-paru ganda yang dideritanya sejak pertengahan Februari 2025.
Riwayat Penyakit Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus memiliki riwayat kesehatan yang cukup kompleks, terutama terkait dengan sistem pernapasan:
1. Paru-paru Pada usia 21 tahun, beliau menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru akibat infeksi saluran pernapasan parah.
2. Bronkitis dan Pneumonia Sejak Februari 2025, Paus Fransiskus dirawat karena bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia bilateral. Kondisi ini diperparah oleh infeksi polimikroba yang melibatkan bakteri, virus, dan jamur.
3. Masalah Pencernaan. Beliau pernah menjalani operasi usus besar pada 2021 dan operasi hernia pada 2023.
4. Kesehatan Mental. Pada tahun 2021, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa beliau pernah menjalani terapi psikiatri untuk mengatasi kecemasan selama masa muda di Argentina.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan kesehatan, Paus Fransiskus tetap aktif dalam menjalankan tugas-tugas kepausannya hingga akhir hayatnya.
Baca Juga: Anggun C Sasmi Kenang Sosok Paus Fransiskus: Sosok yang Rendah Hati dan Progresif
Riwayat sakit Sri Paus
Sebulan lalu, Maret 2025, Vatikan sempat merilis foto pertama Paus Fransiskus sejak ia mendapat perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma.
Pada foto itu, tampak Sri Paus tengah duduk di kapel rumah sakit. Namun, potret itu dibuat dari belakang sehingga wajahnya tak terlihat.
Tapi dalam foto itu, tampak Paus Fransiskus bernapas tanpa bantuan alat medis. Umat Katolik sedunia bisa mernapas lega melihat potret tersebut karena menandakan pemimpinnya berangsur-angsur pulih.
Paus Fransiskus sendiri mulai dirawat di rumah sakit sejak 14 Februari 2025. Persisnya setelah tim dokter mendiagnosis dirinya menderita pneumonia ganda, yakni kondisi yang memengaruhi kedua paru-parunya.
Infeksi ini memerlukan perawatan lanjutan, dan sejak saat itu, ia tidak terlihat di depan umum.
Awal Maret, pihak Vatikan mengabarkan Paus Fransiskus mengalami dua insiden gangguan pernapasan yang lebih serius.
Insiden itu, menurut keterangan Vatikan, disebabkan oleh penumpukan lendir dalam jumlah besar di paru-paru serta bronkospasme atau kondisi yang menyerupai serangan asma.
Untuk menilai kondisi pernapasannya, tim medis melakukan dua prosedur bronkoskopi, yakni pemeriksaan yang menggunakan alat berbentuk tabung fleksibel berkamera untuk mengamati bagian dalam paru-paru.
"Pada sore hari, Paus kembali menjalani terapi ventilasi mekanis non-invasif," kata perwakilan Vatikan.
"Beliau tetap sadar, dapat berkomunikasi dengan baik, serta menunjukkan respons yang positif. Hingga saat ini, kondisi kesehatannya masih dalam pemantauan ketat," sambungnya.
Sejumlah sumber dari Vatikan mengungkapkan bahwa situasi Paus sempat stabil di pagi hari, sebelum kembali memburuk menjelang sore.
Kesulitan bernapas yang dialaminya diyakini merupakan dampak dari infeksi yang sudah ada sebelumnya, bukan akibat penyakit baru. Meski demikian, dokter masih menilai kondisinya cukup mengkhawatirkan.
Ketika ditanya mengenai keadaan Paus secara keseluruhan, pihak Vatikan enggan memberikan kepastian.
Begitu pula saat ditanya apakah kediamannya di Vatikan mulai dipersiapkan untuk kepulangannya, mereka menyebut bahwa masih terlalu dini untuk membahas hal tersebut.
Ciri-ciri Pneumonia Bilateral
Berikut adalah gejala umum yang sering muncul:
1. Sesak Napas
Napas terasa pendek, berat, atau terengah-engah.
Terjadi karena paru-paru kesulitan menyerap oksigen secara optimal.
2. Batuk Berkepanjangan
Bisa batuk kering atau berdahak.
Dahak biasanya berwarna kuning, hijau, atau bahkan bercampur darah.
3. Demam Tinggi
Suhu tubuh meningkat drastis, sering disertai menggigil dan berkeringat banyak di malam hari.
4. Nyeri Dada
Rasa nyeri atau seperti ditekan di bagian dada, terutama saat bernapas dalam atau batuk.
5. Kelelahan dan Lemah
Tubuh terasa sangat lelah bahkan tanpa aktivitas berat.
Bisa menyebabkan sulit bangun dari tempat tidur.
6. Kebiruan pada Bibir atau Kuku (Sianosis)
Tanda kurangnya oksigen dalam darah.
7. Kebingungan (pada lansia)
Orang tua atau pasien dengan kondisi berat bisa mengalami kebingungan atau penurunan kesadaran.