Suara.com - Perhiasan dari air susu ibu (ASI) kini menjadi tren unik yang menarik perhatian banyak ibu muda. Tak sekadar aksesori, perhiasan ASI menyimpan nilai emosional mendalam karena dibuat dari ASI asli sang ibu yang diawetkan dan dibentuk menjadi liontin, cincin, anting, hingga gelang.
Setiap perhiasan menjadi simbol perjalanan menyusui yang penuh perjuangan dan cinta. Proses menyusui seringkali diwarnai tantangan fisik dan emosional, sehingga mengabadikan momen itu dalam bentuk perhiasan menjadi cara personal bagi ibu untuk merayakan ikatan dengan anak.
Daya tarik lain dari perhiasan ini adalah sifatnya yang sangat personal dan eksklusif. Setiap karya bersifat satu-satunya karena menggunakan ASI masing-masing individu. Beberapa pengrajin bahkan menawarkan tambahan elemen seperti rambut bayi, tali pusar, atau serpihan bunga, sehingga perhiasan makin bermakna.
Dalam era yang mengedepankan makna di balik produk, perhiasan ASI menjadi pilihan sentimental yang kuat. Bukan hanya mengikuti tren, para ibu memilihnya sebagai bentuk penghargaan atas pengalaman menjadi ibu — yang tak ternilai.
Abreena Breastmilk & DNA Jewelry
Abreena Breastmilk & DNA Jewelry adalah salah satu brand perhiasan lokal yang memutuskan untuk mengabadikan momen berharga dalam perjalanan menjadi seorang ibu. Perjalanan Abreena dimulai dari kisah personal pendirinya, Febrina Malahayati, seorang ibu muda yang ingin mengabadikan momen setelah melahirkan anak pertamanya.
Di masa menyusui anak pertamanya yang lahir pada 2023 lalu, Febrina merasakan pengalaman emosional dan fisik yang sangat mendalam. Dari situ, tumbuh keinginan untuk mengabadikan momen yang tidak akan terulang tersebut dalam bentuk sesuatu yang indah dan tahan lama.
Keinginan itu membawanya pada pencarian akan bentuk memorabilia yang lebih personal dan sarat makna. Bersama sang partner, Dwirachmayuni atau Rara, keduanya kemudian menemukan konsep perhiasan berbahan dasar ASI — sebuah ide yang belum banyak dikenal di Indonesia, tapi sudah cukup populer di luar negeri.
Fakta bahwa perhiasan ASI yang ada di luar sana dibanderol dengan harga cukup tinggi, ia pun terpikir untuk membuatnya sendiri.
Baca Juga: Berkat LinkUMKM BRI Pengusaha Ini Mampu Naik Kelas, Kembangkan Produk dan Perluas Skala Usaha
"Aku sempat ikut free course waktu itu, tapi sebenarnya bukan breast milk jewelry. Tapi sepertinya ini bisa dipakai untuk breast milk jewelry," kata Febrina.
Setelah itu, ia pun mulai mencoba membuat perhiasan ASI sendiri, dengan bahan-bahan yang dibeli dari marketplace.
Percobaan pertama, batunya ternyata menguning setelah satu minggu. Febrina kembali melakukan research, mencari bahan apa yang bisa support supaya tidak menguning.
Ketika akhirnya berhasil membuat batu yang seputih susu, ia melanjutkan dengan belajar membuat rangka. Setelah itu, mencari bahan apa yang tidak karatan.
Pencariannya akhirnya terbayar, Febrina berhasil membuat perhiasan ASI miliknya sendiri. Ketika ‘memamerkannya’ di Instagram, respon teman-temannya ternyata cukup antusias.
“Aku buka (PO) 10 orang, hari itu juga satu jam langsung sold out. Padahal awalnya karena iseng, ingin (punya), terus kayak tes ombak,” katanya saat ditemui Suara.com, Rabu (30/4/2025).