"Padahal di aplikasi berbeda lho fitur untuk pinjaman dan fitur untuk paylater, tapi ternyata fungsinya sama sepertinya. Mesti kudu hati-hati," terangnya.
Paylater dan Segala Risikonya
Sebagai informasi, paylater adalah layanan untuk menunda pembayaran atau berhutang yang wajib dilunasi di kemudian hari. Pada dasarnya paylater dan pinjol (pinjaman online) adalah dua hal yang berbeda.
Kendati demikian, mereka memiliki sejumlah kesamaan, yakni bentuk utang yang dapat digunakan untuk mendapatkan dana serta sama-sama memiliki biaya bunga.
Tapi paylater lebih fokus untuk pembelian barang/jasa, sementara pinjol menawarkan pinjaman tunai yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
Paylater terlihat simple memang, bahkan sangat memudahkan seseorang untuk membayar di e-commerce. Tapi paylater juga bisa menyebabkan "kecanduan".
Dilansir dari laman DJKN Kemenkeu, penggunaan paylater memiliki sejumlah risiko yang sama dengan pinjol, yakni:
1. Pengelolaan Keuangan Jadi Berantakan
Fitur paylater memang memudahkan, tapi bisa membuat seseorang kesulitan mengatur uang. Soalnya, tagihan cicilan bisa datang tiba-tiba. Kadang uang yang sudah disiapkan untuk bayar cicilan malah terpakai untuk kebutuhan lain yang lebih penting, akhirnya cicilan jadi tidak terbayar.
2. Ada Biaya Tersembunyi
Baca Juga: Apa Hukum Hutang Pinjol dalam Islam? Galbay Bisa Diburu Debt Collector hingga Terancam Penjara!
Tanpa sadar, penggunaan paylater bisa menambah biaya-biaya tambahan seperti biaya langganan, biaya cicilan, dan lainnya. Kalau tidak diperhatikan, tagihan bisa jadi membengkak.