Suara.com - Siapa sangka, kebiasaan yang dianggap menyehatkan, ternyata justru bisa merusak tubuh perempuan. Sejak lama, penelitian sains mengenai tips kesehatan banyak berfokus pada pria—dari studi tidur, pola makan, hingga olahraga.
Dalam uji coba, para ilmuwan lebih sering menggunakan sel pria atau tikus jantan karena hormon betina dianggap mengganggu hasil. Hasil penelitian tersebut kemudian dijadikan panduan untuk semua orang, meskipun tubuh wanita sangat berbeda.
Kenyataannya, perempuan memiliki hormon, siklus, metabolisme, dan proses penuaan yang unik, sehingga reaksi terhadap saran “umum” itu bisa jadi tidak cocok, bahkan berbahaya.
Baru pada tahun 1993, perempuan secara resmi diwajibkan masuk dalam uji klinis. Namun hingga kini, sekitar 75 persen penelitian medis masih berlandaskan data tubuh pria. Salah satu contoh bias ini adalah penggunaan BMI, yang awalnya dikembangkan dari studi tentara pria di Skotlandia pada abad ke-19.
Untungnya, Dr. Stacy Sims, seorang ilmuwan nutrisi dan fisiologi olahraga, hadir untuk mengisi celah ini. Ia fokus khusus pada kesehatan perempuan dan menawarkan panduan yang lebih relevan dan akurat—nasihat yang bisa sangat penting bagi banyak perempuan.
Menyadur Tango, berikut ini adalah kiat-kiat kesehatan populer yang berpotensi merusak tubuh perempuan, menurut seorang ilmuwan perempuan terkemuka.
Klaim kesehatan: Intermittent fasting, juga disebut makan dengan pembatasan waktu, melibatkan siklus antara periode makan dan puasa, sering kali melewatkan sarapan dan membatasi makanan menjadi jendela 8 jam, 4 jam, atau 1 jam. Secara teori, puasa memberi tubuh waktu istirahat dari pencernaan sehingga dapat menggunakan lemak yang tersimpan.
Mengapa puasa tidak berhasil bagi perempuan? Meskipun penelitian menunjukkan puasa bermanfaat bagi pria dan beberapa perempuan, serta tidak banyak mengganggu metabolisme, nyatanya puasa berselang dapat sangat merugikan bagi perempuan yang aktif.
Baca Juga: Deretan Benda Tak Boleh Dipinjam Orang Lain, Earphone-Alat Makeup Masuk Daftar
Selain mengacaukan menstruasi, puasa mengganggu produksi kisspeptin, neuropeptida yang bertanggung jawab atas hormon, kadar glukosa, dan komposisi tubuh.