Suara.com - Nama Attila Syach mendadak jadi perbincangan publik setelah membantu salah satu saudara kandungnya yakni Atalarik Syach yang mengalami musibah sengketa lahan.
Rumah Atalarik Syach sempat berada di ambang kehancuran sejak polemik kepemilikan lahan terus bergulir. Bahkan sebagian sisi kediaman mantan suami Tsania Marwa ini mengalami pembongkaran.
Atalarik mengerahkan berbagai usaha terbaik supaya kediaman yang telah dibangun susah payah tidak hancur semua. Hingga titik terang muncul melalui musyawarah, eksekusi hunian pun tidak dilanjutkan.
Setelah melalui jalur perundingan yang matang, terbentuk kesepakatan antara pihak penggugat yaitu Dede Tasno dengan tergugat Atalarik Syach.
Properti milik Atalarik tidak akan rata dengan tanah, termasuk lahan seluas ribuan hektar tetap menjadi miliknya, asalkan memenuhi persyaratan yang disetujui saat musyawarah.
Atalarik harus membayar Rp850 juta pada pihak penggugat. Ia menyanggupi keputusan tersebut, apalagi Attila Syach secara sukarela membantu kakak tercinta.
Attila sanggup membayar biaya awal senilai Rp 300 juta, sedangkan sisanya akan dilunasi dalam tempo 3 bulan.
“Kita akan mencoba bertanggung jawab, karena juga saya mengambil langkah ini, saya sama saudara saya saling bantu saja,” ucap Attila pada 20 Mei 2025.
Sebagai seorang adik yang sangat peduli dengan kakaknya. Attila telah menyerahkan uang muka senilai Rp300 juta. Mantan suami Wulan Guritno ini juga berkomitmen penuh melunasi sisanya dalam jangka waktu 2 atau 3 bulan.
Baca Juga: Tsania Marwa Singgung Kekuatan Iblis saat Atalarik Syach Bantah Dapat Karma
“Sebenarnya ada yang lebih mudah, tapi kan kita tidak bisa berjanji. Jadi diberikanlah ruang sampai 2-3 bulan,” ungkap Attila.
Attila berhasil membawa angin segar terhadap polemik yang menimpa kakaknya, rumah utama Atalarik akhirnya tidak jadi dibongkar semua.
“Saya minta doa teman-teman semua, mudah-mudahan sanggup ya. Kita akan coba bertanggung jawab,” ujar Attila.
Pihak Atalarik berusaha supaya bangunan rumah utama tidak sampai diratakan dengan tanah, mengingat ada sebagian berdiri diatas lahan sengketa.
Karena terjadi kesepakatan damai, serta uang muka awal sudah diberikan pada pihak penggugat, sekarang sudah berdiri kokoh pagar.
Pagar tersebut sebagai pembatas antara tanah milik Dede Tasno serta properti Atalarik yang belum dibongkar. Karena ada bagian properti sudah mengalami pembongkaran, gegara berdiri di atas tanah sengketa.
Masalah sengketa tanah sudah terjadi pada Agustus 2015. Sedangkan putusan akhir dikeluarkan pihak Pengadilan Negeri Cibinong pada 17 Mei 2025, yang mana sita eksekusi dilakukan mulai 8 Juli 2021.
Kebaikan Attila saat membantu Atalarik keluar dari belenggu polemik tanah sengketa, bikin publik penasaran tentang seluk beluk profesi pria kelahiran 25 April 1979 tersebut.
Mengingat saat ini Attila tidak terlihat lalu lalang di layar kaca maupun dunia hiburan Tanah Air. Selengkapnya simak penjelasan berikut ini.
Profil Singkat dan Kekayaan Attila Syach
Menelisik informasi dari berbagai sumber, Attila merupakan anak kandung dari pasangan Fritz G Schadt keturunan Jerman dan Thendra binti Zaidt berdarah Indonesia-Belanda.
Agama yang dianut Attila sama seperti saudara kandung lainnya yakni Islam. Ia sangat menjaga privasi kehidupan pribadi, sampai jarang terlihat update status di media sosial.
Attila mengawai karier sebagai model dan aktif berkecimpung dalam dunia seni peran sebagai aktor. Attila pernah menjajal dunia modelling, aktor pada tahun 1990-an, tetapi tidak terlalu tenar seperti Atalarik dan Teddy Syach.
Meskipun begitu, ia tetap diperhitungkan dalam dunia hiburan Tanah Air karena kemampuan akting yang luar biasa. Namanya sangat populer saat membintangi sinetron Dulung.
Lama tidak terdengar kabar, kini ia hadir membantu kakak tercinta menggelontorkan sejumlah uang bernilai fantastis.
Usut punya usut, Attila punya profesi mentereng saat ini dengan penghasilan dalam satu kali sesi konsultasi bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung tipe project.
Ia sekarang lebih nyaman berkarya sebagai Independent Design Consultant, dengan project bervariasi, klien dalam maupun luar negeri.
Kontributor : Damayanti Kahyangan