![Ternak mati akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) [Foto: Beritajatim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/13/14220-ternak-mati-akibat-penyakit-mulut-dan-kuku-pmk.jpg)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit menular akut yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Penyakit ini tidak menular ke manusia.
Penyebab dari penyakit ini adalah virus dari keluarga Picornaviridae. Penyebarannya bisa sangat cepat melalui udara, peralatan yang terkontaminasi, hingga kontak langsung antarhewan.
Gejala PMK antara lain demam tinggi, luka melepuh di sekitar mulut dan kuku, air liur berlebihan, hewan tampak lemas dan tak mau makan, serta tungkai hewan gemetar atau pincang.
3. Lumpy Skin Disease (LSD)

Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit menular yang disebabkan oleh virus pada hewan ruminansia seperti sapi dan kerbau. Penyakit ini tidak menular ke manusia.
Penyakit LSD disebabkan oleh virus dari genus Capripoxvirus yang umumnya menyebar ke hewan ruminansia melalui gigitan serangga seperti nyamuk atau lalat.
Gejala LSD di antaranya adalah benjolan-benjolan keras di kulit, demam, kehilangan nafsu makan, pembengkakan kelenjar getah bening, serta luka dan koreng pada kulit.
Meskipun penyakit LSD ini tidak menular ke manusia, infeksi dari penyakit ini menyebabkan penurunan kualitas daging dan kerugian pada peternak.
Hewan yang menunjukkan gejala LSD sebaiknya tidak dijadikan hewan kurban hingga dinyatakan sembuh dan sehat oleh dokter hewan.
Baca Juga: Panduan Lengkap Niat dan Doa Menyembelih Hewan Kurban yang Benar: Arab, Latin, dan Artinya
4. Jembrana

Penyakit Jembrana merupakan penyakit menular yang spesifik menyerang sapi bali. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Bali dan disebabkan oleh virus dari famili Retroviridae.
Gejala penyakit Jembrana meliputi demam tinggi, mata berair dan hidung mengeluarkan lendir, pembesaran kelenjar getah bening, serta penurunan berat badan yang drastis pada sapi.
Meskipun tidak menular ke manusia, penyakit ini sangat merugikan peternak karena dapat menyebabkan kematian mendadak dan penyebaran cepat dalam populasi sapi Bali.