Suara.com - Menjelang Hari Raya Idul Adha yang diperkirakan jatuh pada tanggal 6 Juni 2025, aktivitas jual beli hewan kurban seperti sapi dan kambing meningkat tajam.
Namun, di balik momen penting bagi umat Islam ini, ada hal urgen yang tidak boleh diabaikan, yaitu perlunya waspadai penyakit menular dari hewan kurban saat Idul Adha.
Beberapa penyakit seperti antraks, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Lumpy Skin Disease (LSD), hingga jembrana sangat perlu untuk diwaspadai.
1. Antraks

Antraks adalah penyakit zoonosis berbahaya yang dapat menular dari hewan ke manusia. Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Bacillus anthracis.
Bakteri tersebut akan membentuk spora dan bisa bertahan lama di tanah. Antraks bisa menyerang hewan ruminansia seperti sapi dan kambing.
Gejala antraks pada hewan di antaranya adalah demam tinggi, gelisah, kesulitan bernapas, kesulitan bernapas, kejang, bahkan kematian mendadak.
Antraks juga ditandai dengan ekskreta berupa darah yang keluar dari hidung, telinga, dan anus. Lalu bengkak di leher, dada, abdomen, dan sekitar kelamin.
Selanjutnya, manusia dapat tertular antraks apabila terpapar melalui luka terbuka di kulit atau menghirup spora dari bakteri Bacillus anthracis.
Baca Juga: Panduan Lengkap Niat dan Doa Menyembelih Hewan Kurban yang Benar: Arab, Latin, dan Artinya
Berdasarkan cara penularannya, antraks yang menular ke manusia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu antraks kulit, antraks pencernaan, dan antraks pernapasan.
Antraks pada kulit dapat menginfeksi manusia yang memiliki luka terbuka dan bersentuhan langsung dengan kulit, bulu, tulang, atau daging hewan yang telah terkontaminasi.
Selanjutnya, antraks pencernaan timbul akibat konsumsi daging dari hewan yang telah terinfeksi atau mati karena antraks, terutama jika daging tersebut tidak dimasak secara sempurna.
Lalu antraks pernapasan terjadi saat seseorang menghirup spora antraks yang tersebar di udara, misalnya ketika menangani proses pengolahan kulit atau bulu hewan ternak yang terinfeksi.
Biasanya, gejala antraks pernapasan tidak muncul secara langsung. Infeksi bisa berkembang dalam kurun waktu antara 7 hari hingga dua bulan setelah terpapar spora.
2. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
![Ternak mati akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) [Foto: Beritajatim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/13/14220-ternak-mati-akibat-penyakit-mulut-dan-kuku-pmk.jpg)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit menular akut yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba. Penyakit ini tidak menular ke manusia.
Penyebab dari penyakit ini adalah virus dari keluarga Picornaviridae. Penyebarannya bisa sangat cepat melalui udara, peralatan yang terkontaminasi, hingga kontak langsung antarhewan.
Gejala PMK antara lain demam tinggi, luka melepuh di sekitar mulut dan kuku, air liur berlebihan, hewan tampak lemas dan tak mau makan, serta tungkai hewan gemetar atau pincang.
3. Lumpy Skin Disease (LSD)

Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit menular yang disebabkan oleh virus pada hewan ruminansia seperti sapi dan kerbau. Penyakit ini tidak menular ke manusia.
Penyakit LSD disebabkan oleh virus dari genus Capripoxvirus yang umumnya menyebar ke hewan ruminansia melalui gigitan serangga seperti nyamuk atau lalat.
Gejala LSD di antaranya adalah benjolan-benjolan keras di kulit, demam, kehilangan nafsu makan, pembengkakan kelenjar getah bening, serta luka dan koreng pada kulit.
Meskipun penyakit LSD ini tidak menular ke manusia, infeksi dari penyakit ini menyebabkan penurunan kualitas daging dan kerugian pada peternak.
Hewan yang menunjukkan gejala LSD sebaiknya tidak dijadikan hewan kurban hingga dinyatakan sembuh dan sehat oleh dokter hewan.
4. Jembrana

Penyakit Jembrana merupakan penyakit menular yang spesifik menyerang sapi bali. Penyakit ini pertama kali ditemukan di Bali dan disebabkan oleh virus dari famili Retroviridae.
Gejala penyakit Jembrana meliputi demam tinggi, mata berair dan hidung mengeluarkan lendir, pembesaran kelenjar getah bening, serta penurunan berat badan yang drastis pada sapi.
Meskipun tidak menular ke manusia, penyakit ini sangat merugikan peternak karena dapat menyebabkan kematian mendadak dan penyebaran cepat dalam populasi sapi Bali.