Disabilitas Bukan Halangan: Kisah Inspiratif di Balik Rekor MURI yang Memukau

Dinda Rachmawati Suara.Com
Kamis, 22 Mei 2025 | 15:20 WIB
Disabilitas Bukan Halangan: Kisah Inspiratif di Balik Rekor MURI yang Memukau
Disabilitas Bukan Halangan: Kisah Inspiratif di Balik Rekor MURI yang Memukau (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyandang disabilitas selama ini seringkali dipandang sebelah mata dalam berbagai sektor kehidupan. Namun, persepsi tersebut justru terbantahkan melalui acara satu ini.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-343 Kota Bandar Lampung, ribuan penyandang disabilitas menjadi pusat perhatian nasional dalam sebuah pagelaran gerak dan lagu yang diikuti lebih dari 5.000 peserta.

Yang membuatnya lebih istimewa, acara ini secara resmi dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Pagelaran Gerak dan Lagu Penyandang Disabilitas Terbanyak.

Rekor ini bukan sekadar angka. Ia adalah bukti nyata dari semangat, solidaritas, dan kekuatan komunitas disabilitas dalam menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat. 

Di tengah atmosfer yang penuh semangat dan haru, penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang berkumpul, bukan hanya untuk berolahraga bersama, tetapi juga untuk mengirim pesan penting, bahwa mereka adalah bagian integral dari bangsa ini, yang layak mendapatkan ruang, pengakuan, dan penghormatan yang setara.

Disabilitas Bukan Halangan: Kisah Inspiratif di Balik Rekor MURI yang Memukau (Dok. Istimewa)
Disabilitas Bukan Halangan: Kisah Inspiratif di Balik Rekor MURI yang Memukau (Dok. Istimewa)

Pagelaran ini menjadi lebih bermakna karena dihadiri dan didukung langsung oleh tokoh nasional yang memiliki komitmen kuat terhadap isu disabilitas, yaitu Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intel) Kejaksaan Agung RI, Prof. Dr. Reda Manthovani, S.H., LL.M. 

Ia dikenal luas sebagai tokoh pejuang hak-hak disabilitas di Indonesia. Terlihat, Reda turut serta berjalan sehat dan senam bersama para peserta, menunjukkan solidaritas yang tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga penuh empati dan ketulusan.

“Saya merasa terhormat bisa berjalan sehat dan senam bersama ribuan sahabat penyandang disabilitas. Momen luar biasa ini bukan hanya tentang kebersamaan, tetapi juga tentang pengakuan dan harapan,” ujar Reda dengan penuh makna.

Bahkan, dalam kesempatan yang sama, MURI menganugerahkan penghargaan khusus kepada Reda Manthovani sebagai Tokoh Relawan Disabilitas Nasional, atas dedikasi dan komitmennya yang tiada henti dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas.

Baca Juga: Hari Keluarga Sedunia, Shopee Bagikan Kisah Inspiratif Dhatu Rembulan & UMKM Lokal

"Alhamdulillah, penghargaan ini saya terima sebagai pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Ini bukan untuk saya pribadi, melainkan untuk kita semua yang ingin membangun Indonesia yang inklusif," tutur Reda, penuh haru.

Penghargaan ini bukan hanya bentuk apresiasi atas kiprahnya yang konsisten dalam memperjuangkan hak penyandang disabilitas, tetapi juga pengakuan bahwa perjuangan tersebut telah menginspirasi banyak pihak.

Momentum ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Komitmen Reda terhadap kelompok disabilitas telah lama tertanam. Salah satu tonggak penting dalam perjalanannya adalah ketika ia dipercaya sebagai Chef de Mission kontingen National Paralympic Committee (NPC) of Indonesia pada ajang Paralimpiade Paris tahun 2024. 

Peran tersebut ia jalankan dengan sepenuh hati, menegaskan bahwa perjuangan untuk kesetaraan harus hadir dalam berbagai arena, baik olahraga, hukum, maupun sosial.

Inklusi yang Menginspirasi

Kegiatan jalan sehat dan senam massal ini bukan hanya menandai perayaan hari jadi kota, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bahwa inklusi sosial bisa diwujudkan secara nyata. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI