Bukan Cuma Lard, Ini 5 Jenis Minyak Hewani untuk Memasak: Mana yang Paling Sehat?

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 26 Mei 2025 | 10:24 WIB
Bukan Cuma Lard, Ini 5 Jenis Minyak Hewani untuk Memasak: Mana yang Paling Sehat?
Ilustrasi lard atau minyak babi [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minyak hewani merupakan jenis minyak yang berasal dari lemak hewan, seperti sapi, babi, bebek, hingga ikan. Meski tidak sepopuler minyak nabati di dapur modern, minyak hewani sebenarnya telah lama digunakan dalam tradisi memasak di berbagai belahan dunia.

Selain memberikan rasa gurih yang khas, minyak hewani juga punya karakteristik unik yang membuatnya ideal untuk teknik memasak tertentu, seperti memanggang, menggoreng, dan menumis.

Namun, tidak semua minyak hewani cocok untuk semua jenis masakan atau gaya hidup. Berikut ini beberapa jenis minyak hewani yang umum digunakan dalam memasak beserta karakteristik dan tips penggunaannya.

1. Minyak Sapi (Ghee atau Clarified Butter)

Ghee atau Clarified Butter atau Minyak Sapi [Freepik]
Ghee atau Clarified Butter atau Minyak Sapi [Freepik]

Ghee adalah mentega yang telah dimurnikan dengan cara dipanaskan hingga air dan protein susunya menguap, meninggalkan lemak murni berwarna keemasan. Ghee sangat populer dalam masakan India dan Timur Tengah.

Ghee memiliki titik asap tinggi, yakni sekitar 250°C, sehingga cocok untuk menumis dan menggoreng. Selain tahan panas, ghee juga memiliki aroma khas yang memperkaya cita rasa makanan.

Dari sisi kesehatan, ghee mengandung asam lemak jenuh dan vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K. Namun, karena kadar lemak jenuhnya tinggi, penggunaannya sebaiknya dibatasi, terutama bagi yang memiliki kolesterol tinggi.

2. Minyak Lemak Sapi (Beef Tallow)

Ilustrasi lemak sapi [Freepik]
Ilustrasi lemak sapi [Freepik]


Tallow adalah minyak yang diekstraksi dari lemak sapi bagian dalam (biasanya sekitar ginjal). Dalam tradisi Barat, tallow banyak digunakan untuk menggoreng kentang, membuat pai, dan sebagai dasar memasak daging.

Baca Juga: Keseruan Cooking Competition di UPH Media Gathering 2025

Minyak ini memiliki tekstur padat di suhu ruangan dan sangat stabil terhadap panas. Aromanya cukup kuat dan dapat memberikan rasa “umami” pada masakan.

Tallow mengandung lemak jenuh dan mono-tak jenuh. Beberapa riset menyebutkan bahwa tallow mengandung CLA (conjugated linoleic acid), yang diklaim baik untuk metabolisme, meskipun konsumsi tetap harus diperhatikan jumlahnya.

3. Minyak Lemak Babi (Lard)

Ilustrasi makanan mengandung babi, minyak babi. (Pexels/Boryslav Shoot)
Ilustrasi makanan mengandung babi, minyak babi. (Pexels/Boryslav Shoot)


Lard adalah minyak yang dihasilkan dari lemak babi, biasanya bagian perut atau punggung. Lard dulunya sangat populer di Eropa dan Asia sebelum digantikan oleh minyak sayur.

Minyak ini memiliki tekstur lembut, rasa netral cenderung gurih, dan cocok untuk membuat kue-kue, memanggang, hingga menggoreng. Di banyak resep pastry klasik, lard justru menjadi bahan rahasia untuk menghasilkan tekstur renyah dan lembut.

Dari segi nutrisi, lard mengandung lebih banyak lemak tak jenuh dibandingkan tallow, bahkan lebih banyak dari butter. Namun, karena berasal dari hewan, tetap perlu dikonsumsi secara bijak.

4. Minyak Lemak Bebek (Duck Fat)

ilustrasi minyak lemak bebek. [Freepik]
ilustrasi minyak lemak bebek. [Freepik]


Minyak bebek sering dianggap sebagai “emas cair” dalam dunia kuliner Prancis. Rasanya gurih, beraroma khas, dan mampu mengubah sayuran panggang biasa menjadi sajian istimewa.

Minyak ini cocok untuk memanggang, menumis, hingga menggoreng. Kentang panggang dengan lemak bebek adalah salah satu sajian yang populer di restoran bintang Michelin.

Minyak lemak bebek mengandung kombinasi lemak jenuh dan tak jenuh, dengan proporsi mirip minyak zaitun. Meski lebih sehat dibanding lemak sapi atau babi, tetap perlu digunakan dalam jumlah terbatas.

5. Minyak Ikan (Fish Oil)

Ilustrasi minyak ikan (Freepik/freepik)
Ilustrasi minyak ikan (Freepik/freepik)

Meski tidak umum digunakan untuk menggoreng, minyak ikan, seperti minyak hati ikan cod atau minyak ikan salmon, kadang digunakan sebagai tambahan dalam masakan Asia, terutama sebagai bumbu.

Minyak ikan kaya akan omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan otak. Namun, aromanya cukup kuat dan tidak semua orang menyukainya. Biasanya, minyak ini lebih sering dikonsumsi sebagai suplemen daripada untuk memasak sehari-hari.

Minyak hewani dapat memberikan kedalaman rasa yang sulit didapatkan dari minyak nabati. Namun, karena umumnya tinggi lemak jenuh, penggunaannya perlu dikontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing.

Jika Anda ingin mencoba, mulailah dari ghee atau duck fat yang punya rasa netral dan manfaat lebih luas. Sebaiknya simpan minyak hewani dalam wadah tertutup di tempat sejuk, atau di dalam kulkas, agar tidak cepat tengik.

Gunakan dengan bijak, dan nikmati kekayaan rasa yang ditawarkan minyak dari sumber hewani ini!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI