Saat ini terdapat dua spesies coelacanth yang masih hidup: Latimeria chalumnae yang ditemukan di sekitar Afrika Timur, dan Latimeria menadoensis yang terdapat di Indonesia. IUCN mengklasifikasikan L. chalumnae sebagai spesies "Sangat Terancam Punah" (Critically Endangered), sementara L. menadoensis masuk kategori "Rentan" (Vulnerable).
“Penemuan coelacanth di Perairan Maluku Utara ini membuktikan tingginya keanekaragaman hayati laut di kawasan ini dan menggarisbawahi pentingnya eksplorasi dan konservasi laut dalam,” ujar Dr. Giino Limmon.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2023), Indonesia memiliki lebih dari 20 juta hektare kawasan konservasi laut, namun belum semua mencakup zona laut dalam yang menjadi habitat coelacanth. Upaya memperluas perlindungan ke wilayah tersebut akan menjadi langkah penting dalam konservasi spesies ini.
Simbol Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia
Coelacanth bukan hanya simbol keunikan evolusi, tetapi juga pengingat bahwa laut Indonesia masih menyimpan banyak rahasia. Menjaga habitatnya berarti menjaga keberlanjutan ekosistem laut, dari spesies purba hingga perikanan yang menjadi tulang punggung pangan masyarakat pesisir.
Dengan riset berkelanjutan, kebijakan konservasi berbasis sains, dan keterlibatan masyarakat lokal, perlindungan coelacanth bisa menjadi pintu masuk untuk konservasi laut dalam yang lebih luas di Indonesia. Negara ini memiliki posisi strategis sebagai penjaga kekayaan hayati samudra, dan coelacanth adalah salah satu permata purba yang harus dijaga keberadaannya.