Membawa kotak makan ke kafe atau warung makan dapat mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai.
5. Ganti cling wrap dengan alternatif ramah lingkungan
Cling film sulit didaur ulang. Alternatif seperti aluminium foil (yang bisa didaur ulang), beeswax wrap, atau wadah makan tahan lama dapat menjadi pilihan lebih ramah lingkungan.
6. Waspadai plastik dalam kantong teh
Beberapa kantong teh mengandung plastik tersembunyi yang tidak bisa terurai secara alami. Alternatifnya adalah menggunakan teh daun lepas dan saringan teh.
7. Berhenti mengunyah permen karet berbahan plastik
Permen karet konvensional terbuat dari polimer plastik dan mencemari jalanan serta lingkungan laut. Cari merek yang menyediakan permen karet tanpa plastik.
8. Hindari glitter
Glitter terbuat dari plastik mikro dan sangat sulit terurai. Bahkan "glitter biodegradable" seringkali hanya nama, tanpa jaminan waktu hancurnya di alam.
Baca Juga: Sampah Plastik Kian Mengkhawatirkan Hingga Lintas Batas, Perlu Gerak Cepat dan Kolaborasi
9. Gunakan ulang plastik yang sudah ada
Bila menghindari plastik sepenuhnya belum memungkinkan, pastikan plastik yang digunakan bisa dimanfaatkan kembali: isi ulang, jadikan wadah, atau pakai sebagai tempat penyimpanan di rumah.
Akar Masalah: Sistem Produksi dan Konsumsi
Polusi plastik tidak hanya soal limbah akhir, tetapi juga bagaimana plastik diproduksi dan dikonsumsi. WWF menekankan pentingnya pendekatan berbasis ekonomi sirkular—yakni mendesain ulang produk agar lebih tahan lama, dapat dipakai ulang, dan mudah didaur ulang.
Meskipun banyak negara telah menerapkan kebijakan pelarangan plastik sekali pakai, keberhasilan upaya ini bergantung pada keterlibatan masyarakat dan dunia usaha secara luas.
Polusi plastik adalah masalah bersama. Mengubah pola konsumsi pribadi, mendukung kebijakan publik yang progresif, dan mendesak pertanggungjawaban produsen adalah langkah yang saling melengkapi menuju solusi jangka panjang.