suara hijau

UMKM Pariwisata Didorong Siap Hadapi Transisi Hijau, Bagaimana Strateginya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 02 Juli 2025 | 16:33 WIB
UMKM Pariwisata Didorong Siap Hadapi Transisi Hijau, Bagaimana Strateginya?
ilustrasi seorang wanita sedang pergi berlibur ke tempat wisata. (pexels.com/Zezen Mutaqin)

Suara.com - Pelaku UMKM dan desa wisata di Indonesia menghadapi tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan pariwisata berkelanjutan.

Padahal, perubahan menuju praktik bisnis yang lebih hijau kini semakin mendesak, baik untuk menjawab krisis iklim, maupun menjaga daya saing di sektor pariwisata.

Untuk menjawab kebutuhan ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO) mendorong transisi pariwisata hijau lewat pelatihan terstruktur.

Salah satu langkahnya adalah menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) yang berlangsung di Yogyakarta pada 16–22 Juni 2025.

“Program pelatihan untuk pelatih ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam beralih ke perekonomian yang lebih hijau, sirkular, tangguh, inklusif, dan kaya lapangan kerja,” ujar Asisten Deputi bidang Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kemenpar, Ika Kusuma Permana Sari, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Tempat Wisata di Labuan Bajo (pexels.com/@iqxazmi)
Tempat Wisata di Labuan Bajo (pexels.com/@iqxazmi)

Pelatihan ini diikuti oleh 22 pelaku pariwisata yang aktif melatih dan mendampingi UMKM di berbagai daerah. Mereka mempelajari materi yang mencakup strategi membangun usaha pariwisata ramah lingkungan, manajemen keuangan untuk UMKM, hingga praktik bisnis hijau.

Dari 22 peserta, akan dipilih 12 calon pelatih utama. Mereka akan bertugas mendampingi setidaknya 100 UMKM di desa-desa wisata di kawasan Borobudur–Yogyakarta–Prambanan, wilayah yang diproyeksikan sebagai katalisator perubahan di tingkat akar rumput.

“Diharapkan para pelatih utama ini dapat menjangkau dan memberikan pendampingan bagi 100 UMKM di sejumlah desa dampingan di wilayah tersebut, yang terdiri dari berbagai jenis usaha di sektor pariwisata seperti akomodasi, kuliner, kerajinan, paket wisata, pengolahan limbah, dan sebagainya,” lanjut Ika.

Program ini bertujuan memperkuat ekosistem usaha mikro yang tidak hanya berkelanjutan secara ekonomi, tetapi juga sadar lingkungan. Menurut Ika, kolaborasi ini akan membangun fondasi bagi pelaku usaha yang peduli terhadap masa depan bumi.

Baca Juga: Tak Sekedar Ajang Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Jadi Ladang Rezeki bagi UMKM

“Melalui penguatan kapasitas yang komprehensif, upaya ini diharapkan dapat membekali para penggiat pariwisata yang terpilih menjadi pelatih utama dalam memastikan penerapan praktik bisnis hijau secara berkelanjutan untuk memperkuat UMKM di industri pariwisata,” tegasnya.

Dengan semakin kuatnya sinergi antara pemerintah, lembaga internasional, dan pelaku lokal, transisi pariwisata hijau di Indonesia bukan hanya mungkin, tapi sedang mulai dikerjakan dari desa-desa wisata.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI