Suara.com - Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa," adalah fondasi spiritual dan moral bangsa Indonesia. Sila ini menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang beriman, namun bukan negara agama. Untuk menerjemahkan konsep luhur ini ke dalam tindakan nyata, pemerintah telah merinci pedoman pengamalannya. Jadi, ada berapa butir-butir Pancasila sila ke-1? Jawabannya adalah ada 7 butir.
Ketujuh butir ini menjadi panduan konkret bagi setiap warga negara untuk membangun kehidupan yang rukun dan toleran di tengah keberagaman keyakinan. Memahaminya secara utuh adalah kunci untuk menjaga harmoni sosial.
Berikut adalah isi lengkap 7 butir Pancasila sila ke-1 beserta contoh pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
Isi Lengkap 7 Butir Pancasila Sila Pertama
Berdasarkan TAP MPR No. I/MPR/2003, berikut adalah teks resmi dari 7 butir pengamalan sila "Ketuhanan Yang Maha Esa":
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga: Link Download 45 Butir-Butir Pancasila PDF, Ini Panduan Lengkap dan Contoh Pengamalannya Sehari-hari
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Makna dan Contoh Pengamalan Sila ke-1 di Kehidupan Nyata
Mungkin beberapa butir di atas terdengar formal. Lalu, bagaimana cara kita mengamalkannya dalam keseharian? Sebenarnya sangat sederhana dan bisa kita mulai dari lingkungan terdekat.
Berikut adalah contoh-contoh pengamalan sila pertama yang relevan untuk semua kalangan:
Menghormati teman yang sedang beribadah: Contoh paling simpel adalah tidak membuat kegaduhan atau mengganggu teman yang sedang menjalankan ibadah puasa, salat, atau ibadah lainnya. Ini adalah cerminan dari butir ke-6.
Tidak menyebarkan ujaran kebencian: Di era media sosial, sangat penting untuk tidak ikut menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian yang menyerang agama atau keyakinan lain. Ini wujud nyata dari butir ke-3 dan ke-4 tentang membina kerukunan.
Mengucapkan selamat hari raya: Memberikan ucapan selamat hari besar keagamaan kepada teman, tetangga, atau rekan kerja yang berbeda keyakinan adalah cara mudah untuk menunjukkan sikap saling menghormati.
Tidak memaksakan keyakinan: Dalam diskusi atau pergaulan, hindari perdebatan yang bertujuan memaksakan pandangan agama kita kepada orang lain. Setiap orang berhak atas keyakinannya, sesuai dengan butir ke-7.
Bekerja sama dalam kegiatan sosial: Ikut serta dalam kerja bakti atau kegiatan sosial di lingkungan tanpa memandang latar belakang agama para pesertanya adalah bentuk nyata kerja sama antarumat beragama seperti yang diamanatkan butir ke-3.
Menjaga ketenangan di sekitar tempat ibadah: Saat melewati masjid, gereja, pura, atau tempat ibadah lainnya, usahakan untuk tidak membuat keributan yang bisa mengganggu kekhusyukan ibadah di dalamnya.
Intinya, pengamalan sila pertama tidak hanya soal seberapa taat kita pada ajaran agama masing-masing. Lebih dari itu, sila ini menguji seberapa besar kemampuan kita untuk menghormati dan hidup rukun dengan mereka yang berbeda keyakinan.
Dengan memahami dan mempraktikkan 7 butir Pancasila sila ke-1 ini, kita turut serta menjaga pilar terpenting yang membuat Indonesia tetap utuh yaitu Bhinneka Tunggal Ika.