Badru Kepiting mungkin bukan politisi atau analis ulung. Namun, melalui poster pink dan orasi jenakanya, ia telah melakukan sesuatu yang seringkali gagal dilakukan oleh para elite: berbicara kepada rakyat dengan bahasa rakyat.
Bagaimana pendapat Anda tentang fenomena Badru Kepiting? Apakah cara-cara unik seperti ini efektif untuk menyampaikan aspirasi dan kritik sosial di Indonesia?