7 Ciri Oknum Anarkis yang Patut Diwaspadai Saat Demo Agar Tetap Aman dan Tidak Terprovokasi

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 12:36 WIB
7 Ciri Oknum Anarkis yang Patut Diwaspadai Saat Demo Agar Tetap Aman dan Tidak Terprovokasi
Ilustrasi demo - ciri oknum anarkis saat demo. (Ai.Google)

Suara.com - Dalam beberapa waktu terakhir, media sosial dan pemberitaan ramai menyoroti berbagai aksi demonstrasi yang berlangsung di sejumlah kota besar di Indonesia.

Demo memang merupakan salah satu wujud kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi. Banyak masyarakat turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka secara damai, dengan harapan didengar oleh pihak berwenang.

Namun, di balik semangat menyuarakan keadilan tersebut, sering kali muncul oknum-oknum tertentu yang justru menunggangi jalannya aksi. Mereka bukan datang untuk menyampaikan pendapat, melainkan untuk membuat kericuhan.

Kehadiran oknum anarkis ini bisa mengubah suasana kondusif menjadi kacau, bahkan berujung pada bentrokan. Fenomena ini sempat viral, salah satunya melalui video di Instagram yang menampilkan bagaimana oknum tertentu dengan sengaja memicu provokasi di tengah massa.

Bagi peserta aksi maupun masyarakat umum, memahami ciri oknum anarkis yang patut diwaspadai saat demo sangatlah penting. Dengan begitu, kita dapat tetap menjaga diri, melindungi sesama, serta memastikan aspirasi tidak tercoreng oleh tindakan segelintir pihak.

Ciri-Ciri Oknum Anarkis

Massa aksi bentrok dengan personel kepolisian di kawasan Senayan saat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
Massa aksi bentrok dengan personel kepolisian di kawasan Senayan saat menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (28/8/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang bisa Anda kenali.

1. Tidak Jelas Identitas dan Afiliasinya

Oknum anarkis biasanya tidak memiliki keterikatan resmi dengan kelompok atau organisasi tertentu yang menggelar aksi. Mereka muncul secara tiba-tiba, bahkan terkadang berpura-pura sebagai peserta. Sering kali mereka enggan menyebutkan identitas, menutupi wajah dengan masker, topi, atau atribut lainnya. Tujuannya jelas, yaitu agar tidak mudah dikenali ketika terjadi kericuhan.

2. Memprovokasi dengan Kata-Kata Kasar

Baca Juga: Driver Ojol Keluhkan Orderan Sepi Imbas Banyak Kantor WFH: dari Subuh Baru Dapat Satu

Salah satu ciri yang paling mudah dikenali adalah sikap provokatif. Oknum ini sering berteriak dengan kata-kata kasar, menghasut massa untuk bertindak di luar tujuan damai. Kalimat seperti “jangan takut,” “hancurkan saja,” atau seruan bernada agresif biasanya dilontarkan untuk memancing emosi peserta lain.

3. Membawa Benda Mencurigakan

Dalam beberapa kasus, oknum anarkis kedapatan membawa benda berbahaya seperti batu, kayu, botol kaca, hingga benda tajam. Perlengkapan semacam ini jelas bukan untuk menyampaikan aspirasi, melainkan untuk menciptakan kerusuhan. Jika Anda melihat seseorang membawa barang-barang mencurigakan dalam demo, besar kemungkinan ia adalah provokator.

4. Memulai Tindakan Perusakan

Kericuhan biasanya dimulai dengan aksi kecil, seperti melempar batu ke arah fasilitas umum atau mencoret-coret dinding. Oknum anarkis kerap menjadi pihak pertama yang memulai tindakan ini. Setelah itu, mereka berharap peserta lain ikut terbawa emosi. Tindakan perusakan bukan hanya melanggar hukum, tapi juga merusak citra demo damai.

5. Berusaha Memisahkan Massa dari Koordinator Aksi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?