Profil Fathul Wahid, Rektor UII yang Tulis 'Kita Semua adalah Affan Kurniawan'

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 02 September 2025 | 15:26 WIB
Profil Fathul Wahid, Rektor UII yang Tulis 'Kita Semua adalah Affan Kurniawan'
Rektor UII Fathul Wahid (uii.ac.id)

Kontribusi Akademik dan Riset

Fathul Wahid dikenal sebagai akademisi yang aktif meneliti dan menulis di bidang teknologi informasi, khususnya ICT for Development (ICT4D), e-Government, dan sistem informasi perusahaan.

Hasil risetnya banyak dimuat di jurnal internasional bereputasi. Ia juga terlibat sebagai editor di berbagai jurnal ilmiah serta menjadi pembicara dalam forum akademik internasional.

Dengan kontribusinya tersebut, ia tidak hanya memperkuat posisi UII di tingkat nasional, tetapi juga membawa nama universitas ke panggung global.

Rendah Hati: Menolak Penggunaan Gelar

Salah satu hal yang membuat sosok ini semakin dikenal adalah sikapnya yang menolak penggunaan gelar akademik di depan namanya. Meski resmi menyandang gelar profesor, ia meminta seluruh dokumen resmi kampus cukup menuliskan namanya sebagai “Fathul Wahid” tanpa tambahan gelar.

Bagi Fathul, gelar bukanlah sesuatu yang harus ditonjolkan. Menurutnya, yang terpenting adalah kontribusi nyata, bukan status akademik. Sikap ini menjadi simbol kesederhanaan sekaligus kritik halus terhadap budaya akademik yang terlalu mengagungkan gelar.

Viral dengan Pernyataan “Kita Semua adalah Affan Kurniawan

Pernyataan sikap UII tentang tragedi wafatnya Affan Kurniawan menjadi titik balik yang membuat nama Fathul Wahid viral di media sosial.

Baca Juga: Nasib 7 Polisi Penabrak Ojol: Terancam Dipecat? Kompolnas Ungkap Potensi Pidana

Dengan kalimat “Kita Semua adalah Affan Kurniawan”, ia menegaskan bahwa penderitaan rakyat kecil adalah penderitaan bersama.

Dalam pernyataan itu, UII menekankan tujuh poin penting, di antaranya:

  1. Pemerintah harus lebih berpihak pada rakyat dan mendengarkan aspirasi mereka.
  2. DPR RI diminta menjalankan fungsi pengawasan secara adil.
  3. Aparat keamanan harus menghormati hak asasi manusia dalam menghadapi aksi demonstrasi.
  4. Masyarakat sipil diajak menjaga ruang demokrasi melalui aksi damai.
  5. Menolak segala bentuk anarkisme yang merugikan perjuangan rakyat.
  6. Mengingatkan akan bahaya penunggang politik yang memperkeruh keadaan.
  7. Menjadikan tragedi ini sebagai momentum solidaritas nasional.

Fathul Wahid adalah contoh nyata bahwa seorang pemimpin akademik bisa melampaui batas ruang kampus. Ia tidak hanya mengajar dan meneliti, tetapi juga berani bersuara ketika keadilan dipertaruhkan.

Dengan sikap sederhana yang tidak menonjolkan gelar profesor dan pernyataan lantang “Kita Semua adalah Affan Kurniawan”, Fathul Wahid menjadi simbol integritas, empati, dan keberanian moral di Indonesia.

Kontributor : Rishna Maulina Pratama

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?